Iman Kristen Hanya Bisa Bertumbuh Dalam Kekorporatan
BeritaMujizat.com – Mandat Budaya – Dalam kekristenan 101, kita diajarkan bahwa setiap orang bertanggung jawab secara pribadi. Dan itu benar sekali. Filosofi surgo nunut neroko katut (baca: Surga ikut, neraka keseret) tidak ada dalam kamus kekristenan.
Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah. (Rm. 14:12)
Tetapi, sayang sekali keselamatan yang pribadi itu tidak diletakkan dalam konteks misi keselamatan itu sendiri. Dalam Mat. 28:19-20 jelas menunjukkan misi kerajaan untuk menjadikan “semua bangsa” muridNya. Artinya, keselamatan yang pribadi itu memiliki maksud korporat atau untuk orang lain, bahkan seluruh bangsa. Kisah 1:8 jelas menunjukkan bahwa “ujung bumi” adalah bagian dari eksistensi kita sebagai pengikut Kristus.
Tanpa memikirkan kekorporatan Tubuh Kristus, kita menjadi kristen yang independen. Akibatnya bisa menjadi tumor, bahkan kanker. Dalam Yoh 17, Yesus berdoa untuk kesatuan tubuh Kristus ini seperti Bapa dan Anak satu, demikianlah Dia dengan gerejaNya.
supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu (Yoh 17:21-22)
Manusia yang sudah kehilangan kemuliaanNya (Rm 3), bisa mendapatkan kembali kemuliaanNya hanya ketika seluruh tubuh Kristus menjadi satu didalamNya. Dalam kemuliaanNya, hati bisa dipersatukan. Perbedaan bisa menjadi keindahan.
Itulah sebabnya dari kemuliaan kepada kemuliaan masing-masing kita dirubah Tuhan (II Kor. 3:18) karena hanya dengan jalan itu kita semua bisa disatukan dalam kekorporatan Ilahi, dan pada akhirnya bisa mendapatkan “greater glory”.
***
Kitab Efesus mengajarkan kita bagaimana menghidupi kekorporatan dalam 6 dimensi. Sebagai JEMAAT yang dipanggil keluar (eklesia), kita dibangun menjadi BAIT SUCI, difungsikan dalam satu TUBUH KRISTUS, didewasakan dalam satu KELUARGA, disiapkan untuk menjadi MEMPELAI, dan dilatih untuk menjadi PASUKAN.
Ke-6 dimensi kekorporatan ini menunjukkan bagaimana Kristus memandang serius kebersamaan. Tidak ada iman yang benar yang bersifat egois. kita hidup hanya untuk Tuhan (Kristosentris), semua aspek hidup kita harus diselaraskan menjadi aspek bersama. Perjalanan iman dari AKU menjadi KITA inilah perjalanan iman yang harus dilalui. Semakin dewasa rohani seseorang, maka AKU akan semakin hilang (kenosis), dan KITA akan semakin muncul.
Efesus 4 memperlihatkan kepada kita Yesus menyiapkan rasul, nabi, penginjil, gembala, dan guru untuk menyelaraskan seluruh tubuh Kristus sampai gerejaNya siap.
Gereja, komunitas, atau pribadi-pribadi murid Tuhan harus kembali kepada TEOLOGI KEKITAAN dan membuang jauh-jauh keegoisan rohani.
Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, –yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota–menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih. (Ef 4:11-16)
Penulis : Hanny Setiawan
Sumber : hannysetiawan.com