Iman – 30 Oktober
Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah ….
(Ibrani 11:6)
Intro:
Iman selalu bekerja dengan cara yang unik dan pribadi karena Allah bertujuan melihat iman yang sempurna dinyatakan dalam anak-anak-Nya — yang selalu mengutamakan Yesus Kristus. Dan, Allah membawa kita ke dalam situasi-situasi khusus untuk melatih iman kita.
Renungan:
Pendapat bahwa iman berlawanan dengan akal sehat adalah pikiran sempit dan antusiasme yang salah. Dan, pendapat bahwa akal sehat berlawanan dengan iman menunjukkan suatu penempatan yang salah pada nalar sebagai dasar bagi kebenaran. Kehidupan iman membawa keduanya, yaitu iman dan akal sehat, dalam hubungan yang seimbang dan tepat. Akal sehat dan iman adalah hal yang berbeda satu dengan lainnya seperti kehidupan jasmani dan kehidupan rohani, atau seperti dorongan hati (impulsiveness) dan ilham (inspiration). Tidak hal ada dari yang pernah dikatakan Yesus dimaksudkan untuk akal sehat, tetapi sebagai wahyu atau penyataan yang sempurna, yang tidak dapat dijangkau akal yang terbatas.
Namun, iman harus diuji dan dicobai sebelum iman menjadi nyata dalam kehidupan Anda. “Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan…” (Roma 8:28) sehingga tidak peduli apa yang terjadi, kuasa pengubahan dari pemeliharaan Allah mengubah iman yang sempurna menjadi realitas. Iman selalu bekerja dengan cara yang unik dan pribadi karena Allah bertujuan melihat iman yang sempurna dinyatakan dalam anak-anak-Nya.
Untuk setiap detail dari akal sehat dalam kehidupan, terdapat kebenaran yang telah Allah ungkapkan, yang melaluinya kita dapat membuktikan keberadaan Allah dalam pengalaman nyata/praktis. Iman adalah prinsip aktif yang dahsyat, yang selalu mengutamakan Yesus Kristus. Kehidupan iman berkata, “Tuhan, Engkau telah mengatakannya. Tampaknya irasional dan tidak masuk akal, tetapi saya tetap percaya dan beriman teguh dalam firman-Mu,” (contohnya, lih. Matius 6: 33).
Menerapkan iman intelektual menjadi iman milik pribadi kita selalu merupakan perjuangan, tidak hanya kadang-kadang. Allah membawa kita ke dalam situasi-situasi khusus untuk melatih iman kita, menjadi iman yang nyata bagi kita. Sebelum kita mengenal Yesus, Allah semata-mata sebuah konsep dan kita tidak dapat mengimani Dia. Namun, sekali kita mendengar Yesus berfirman, “Siapa yang telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yohanes 14:9), kita segera mempunyai sesuatu yang nyata, yang riil, dan iman kita tidak terbatas.
Iman adalah keseluruhan pribadi dalam hubungan yang benar dengan Allah melalui kuasa Roh Yesus Kristus.
Oswald Chambers
Penulis : Oswald Chambers