Berita GerejaMartir

Fumie: Luka Sejarah Penganiayaan Kristen di Jepang


BeritaMujizat.com – Berita Gereja – Pada abad ke-17 di Jepang, terutama di Nagasaki, penduduk yang beragama Kristen menghadapi penganiayaan berat. Pemerintah Tokugawa, yang berkuasa saat itu, berusaha untuk memberantas agama Kristen yang dianggap sebagai ancaman terhadap stabilitas dan kedaulatan negara.

Salah satu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang Kristen adalah praktik yang disebut fumie (踏み絵). Dalam praktik ini, penduduk dipaksa menginjak lempengan tembaga atau gambar yang menggambarkan Yesus Kristus. Mereka yang menolak menginjak lempengan tersebut dianggap sebagai orang Kristen yang taat dan sering kali dihukum mati atau disiksa.

Fumie ini adalah bagian dari kebijakan penganiayaan Kristen yang lebih luas, yang juga mencakup penangkapan, penyiksaan, dan eksekusi para misionaris dan pengikut Kristen. Tujuannya adalah untuk menekan penyebaran agama Kristen di Jepang dan memastikan bahwa tidak ada orang yang tetap setia kepada agama tersebut secara diam-diam.

Praktik ini mulai digunakan sejak penindasan umat Kristiani di Nagasaki pada tahun 1629 dan berlangsung selama beberapa dekade. Akhirnya, agama Kristen hanya bisa bertahan secara tersembunyi hingga periode Meiji, ketika Jepang mulai lebih terbuka terhadap pengaruh asing dan mengakhiri penganiayaan agama Kristen.

Fumie biasanya dipahat dari batu, namun beberapa di antaranya dibuat dari lukisan dan cetakan kayu. Banyak fumie yang dibuat dengan cermat dan menunjukkan standar seni yang tinggi pada periode Edo. Sayangnya, sangat sedikit fumie yang masih ada sampai saat ini karena kebanyakan telah dibuang atau diubah menjadi benda lain.

Banyak teolog mencoba mengkaji peran fumie bagi umat Kristiani Jepang. Beberapa di antara mereka melihat penginjakan fumie sebagai tanda cinta kasih dan pengampunan Yesus Kristus, menunjukkan betapa dalamnya iman dan ketabahan umat Kristiani Jepang pada masa itu.

Penganiayaan ini bukan hanya sekadar peristiwa sejarah, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang ketahanan iman dan dampak dari penindasan agama. Praktik fumie menunjukkan bagaimana tekanan ekstrem dapat menguji dan mengungkapkan kedalaman iman seseorang.

Meskipun praktik ini sekarang menjadi bagian dari masa lalu yang kelam, refleksi atas kejadian ini tetap relevan. Ini mengingatkan kita akan pentingnya toleransi beragama dan menghargai kebebasan beragama sebagai hak dasar manusia.

Penganiayaan umat Kristiani di Jepang abad ke-17, dengan praktik fumie sebagai simbol utamanya, merupakan bab penting dalam sejarah agama dan kebebasan beragama. Kisah-kisah keberanian dan ketabahan dari para umat Kristen Jepang ini terus menginspirasi banyak orang hingga hari ini.

Comments

Related Articles

Back to top button