Dapatkah Seorang Percaya Menuduh Allah? – 20 April
Sebab Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya … kita mengatakan Amin.
(2 Korintus 1:20)
Intro:
Sering, kita mengukur kemampuan spiritual berdasarkan pendidikan atau kecerdasan, tetapi renungan hari ini menekankan bahwa kemampuan kita dalam hal-hal spiritual diukur oleh dan berdasarkan janji-janji Allah. Dikatakan, kekhawatiran bukan saja menunjukkan ketidakpercayaan pada janji Allah, tetapi menuduh Allah tidak benar dalam firman-Nya.
Renungan:
Perumpamaan Yesus tentang talenta dalam Matius 25:14- 30 merupakan suatu peringatan bahwa ada kemungkinan bagi kita untuk salah menilai ( misjudge ) kemampuan kita. Perumpamaan ini tidak ada hubungannya dengan bakat dan kemampuan alamiah, melainkan berhubungan dengan karunia Roh Kudus seperti yang diberikan pertama kali pada hari Pentakosta.
Kita jangan mengukur kemampuan spiritual kita berdasarkan pendidikan atau kecerdasan kita. Kemampuan kita dalam hal-hal spiritual diukur berdasarkan janji-janji Allah.
Jika kita menerima pemberian yang kurang daripada bagian yang dikehendaki Allah bagi kita, kita akan menuduh Dia seperti hamba itu menuduh tuannya. “Tuan mengharapkan dan aku lebih daripada kuasa yang tuan berikan padaku. Tuan menuntut terlampau banyak dariku dan aku tidak dapat bersikap setia kepada tuan di tempat tuan telah menetapkan aku di sini.”
Apabila persoalannya menyangkut Roh Allah Yang Mahakuasa, jangan pernah berkata, “Aku tidak dapat.” Jangan biarkan keterbatasan kesanggupan alamiah Anda turut campur. Jika kita telah menerima Roh Kudus, Allah mengharapkan karya Roh Kudus diperlihatkan dalam diri kita.
Hamba itu membenarkan diri sambil menyalahkan tuannya dalam segala hal, seolah-olah berkata, “Tuntutan tuan atas diriku sama sekali tidak sesuai dengan pemberian tuan kepadaku.” Pernahkah kita menuduh Allah tidak benar dengan kekhawatiran kita setelah Dia bersabda, “ Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kehendak-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu ?” (Matius 6:33).
Kekhawatiran berarti seperti yang diutarakan oleh hamba ini — “Aku tahu maksud tuan adalah membiarkan aku tidak terlindung dan mudah diserang.” Seseorang yang malas selalu mencela atau cari alasan dengan berkata, “Aku tidak pernah mendapat peluang yang baik,” dan seseorang yang malas secara rohani juga suka menyalahkan Allah.
Janganlah lupa bahwa kemampuan dan kesanggupan kita dalam hal-hal spiritual diukur oleh, dan berdasarkan janji-janji Allah.
Sanggupkah Allah memenuhi janji-janji-Nya? Jawaban kita bergantung pada sudah atau belumnya kita menerima Roh Kudus.
Penulis : Oswald Chambers
Sumber : Sabda.Net, M. Agustinus Pur