… karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.
(2 Korintus 7:1)
Intro:
Kembali Renungan hari ini, tentang topik yang “tidak populer” pada masa kini, yaitu kesucian/kekudusan jasmani dan rohani. Seperti judul renungan, kita diajak untuk mempertanyakan “Dapatkah Saya Mencapai Tingkat Ini?“
Renungan:
“…karena kita sekarang memiliki janji-janji itu ….” Saya menuntut janji-janji Allah untuk hidup saya dan menantikan penggenapannya, tetapi itu hanya menunjukkan perspektif atau pandangan manusiawi. Perspektif Allah adalah bahwa melalui janji-janji-Nya saya akan mengenal tuntutan kepemilikan-Nya atas diri saya.
Misalnya, sadarkah saya bahwa tubuh saya adalah bait Roh Kudus? (1 Korintus 6:19), atau adakah saya membiarkan beberapa kebiasaan dalam tubuh saya yang jelas bertentangan dengan terang Allah?
Allah membentuk Anak-Nya dalam diri saya melalui pengudusan, memisahkan saya dari dosa dan membuat saya suci dalam pandangan-Nya (lihat Galatia 4:19). Akan tetapi, saya harus mulai mengubah hidup lahiriah saya menjadi hidup rohani dengan mematuhi Dia.
Allah memberikan petunjuk-petunjuk-Nya bahkan sampai pada rincian terkecil dari kehidupan kita. Apabila Dia membawa Anda pada keyakinan akan dosa Anda, janganlah minta pertimbangan kepada orang-orang dekat Anda melainkan sucikanlah diri Anda dari dosa tersebut dengan segera (Galatia 1:16). Peliharalah diri Anda tetap suci dalam perilaku Anda sehari-hari.
Saya harus menyucikan diri saya dari semua kecemaran tubuh dan roh saya sampai keduanya selaras dengan sifat Allah. Apakah pikiran dan roh saya sepenuhnya sesuai dengan kehidupan Anak Allah di dalam diri saya, ataukah secara mental saya memberontak dan menolak untuk taat? Apakah kita mengizinkan pikiran Kristus dibentuk dalam diri saya? (lihat Filipi 2:5).
Kristus tidak pernah berbicara tentang hak-Nya sendiri, tetapi selalu menjaga kewaspadaan batin untuk menaklukkan Roh-Nya kepada Bapa-Nya. Saya juga bertanggung jawab untuk memelihara roh saya agar sesuai dengan Roh-Nya. Bila saya berbuat demikian, Yesus secara berangsur mengangkat saya ke tempat Dia berada — tingkat penyerahan sempurna kepada kehendak Bapa-Nya, di sana saya tidak memberikan perhatian pada apa pun yang lain.
Apakah saya sedang menyempurnakan jenis kesucian di atas ini dalam takut akan Allah? Apakah Allah mendapatkan tempat bagi-Nya dalam saya seperti dikehendaki-Nya, dan apakah orang-orang mulai melihat Allah dalam hidup saya semakin lama semakin nyata?
Bersikaplah sungguh-sungguh dalam komitmen Anda kepada Allah dan dengan gembira meninggalkan segala sesuatu lainnya. Tempatkanlah Allah pada urutan pertama dalam hidup Anda
Penulis : Oswald Chambers
Sumber : Sabda.Net, M. Agustinus Pur