Belajar Menggunakan Sistem Angka Strong Untuk Belajar Alkitab
BeritaMujizat.com – Pendalaman Alkitab – Kebangunan rohani sejati lahir dari haus dan lapar akan FirmanNya, dan akan berakibat melahirkan orang-orang yang haus dan lapar akan FirmanNya juga juga. Manifestasi Roh Kudus dan fenomena-fenomena profetik tidak menggantikan posisi Alkitab yang absolut sebagai pegangan pengikut Kristus untuk bertumbuh dalam Tuhan.
Para Rasul memfokuskan diri kepada doa dan Firman (Kis 6:4), dan akibatnya kegerakan Ilahi berkembang lebih pesat lagi. Semakin dewasa dalam Tuhan, semakin kegairahan akan doa dan Firman semakin tinggi.
dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman. (Kis. 6:4)
Bagi pengkotbah muda, ataupun pelayan-pelayan baru seringkali belajar Firman dibantu dengan renungan harian berisi “hal-hal sehari-hari”. Meskipun kebiasaan itu sangat bagus, tapi sangat kurang untuk para pelayan/pengkotbah awam.
Orang dewasa rohani mampu untuk belajar sendiri Firman Tuhan. Alias kata, tidak bisa hanya selalu meng-copy paste pewahyuan orang lain. Roh Kudus sendiri yang harus berbicara langsung sehingga muncul rhema, dari rhema inilah kehidupan Ilahi diimpartasikan.
***
Sebelum rhema (firman yang dibuka secara Ilahi / wahyu( muncul, maka logos (firman yang tertulis) harus dipelajari dengan baik. Dan salah satu hal yang menjadi tantangan dalam belajar logos bagi orang awam adalah belajar kosa kata bahasa asli (word study). Belajar kosa-kata adalah bagian dari eksegesis (yunani) atau “ἐξηγεῖσθαι” (exegeomai) yang artinya mengeluarkan arti dari keluar. Jadi arti lugas dari sebuah kata.
Strong’s concordance (Konkordansi Strong) adalah sebuah alat pembelajaran Alkitab yang sangat berguna. Berdasarkan KJV (King James Vession) dan NAS (New American Standard) konkordansi Strong menggunakan sistem angka untuk setiap kata yang dipelajari. Angka ini kemudian dikembangkan melalui lexicon (kamus arti kata-kata dan variasi-variasinya) Alkitab.
Melalui lexicon Alkitab dan sistem angka Strong mempelajari arti lugas dan ayat mana saja yang menggunakan kata asli (Ibrani dan Yunani) yang sama dapat dilakukan dengan relatif mudah. Terutama sejak aplikasi komputer ditemukan, bahkan sekarang aplikasi online baik berasis web atau android sudah ditemukan.
Untuk yang berbasis bahasa Indonesia, sabda.org adalah situs terbesar yang sudah mendedikasikan diri untuk memberikan secara gratis alat-alat bantu pembelajaran ini. Untuk aplikasi berbasis bahasa Inggris, e-sword adalah aplikasi yang sangat komprehensif yang bisa download secara gratis juga.
***
Sebagai contoh kasus, misalnya ayat Yoh 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. ” Menggunakan program E-Sword ayat ini diindex dalam sistem angka Strong dan terlihat sebagai berikut:
Dari snapshot diatas dapat disebutkan kata loved angka Strongnya adalah 25, kata Son 5207 dan kata life adalah 2222. Menggunak fasilitas lexicon ketiga kata tersebut dapat diuraikan sebagai berikut
Kata Agapo, Uihos, dan Zoo (transelerasi dari bahasa asli) kita dapatkan. Dari sana kita perlu meneliti lebih dalam arti kata demi kata, kemudian ayat-ayat yang menggunakan kata dasar yang sama. Setelah itu dengan membandingkan ayat-ayat satu dengan yang lain, konteks lebih luas akan ditemukan.
Setelah menemukan konteks kata lebih luas, maka masih perlu digabung dengan penelitian sejarah, konteks cerita, bentuk literasi, dan masih banyak lainnya sehingga secara aman arti logos dapat ditemukan.
Proses meneliti, menggali, dan merenungkan inilah yang disebut “belajar Alkitab”. Jadi, tidak hanya sekedar membaca buku renungan harian dan kita merasa sudah tahu Alkitab. Proses yang panjang dalam eksegesis ini pun tetap akan gagal apabila hanya menggunakan pikiran, tanpa Roh Kudus memimpin. Roh Kudus harus terus memimpin dalam setiap proses penggalian Firman Tuhan. Selamat belajar.
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (II Tim. 3:16)
Penulis : Hanny Setiawan
Sumber : Institut Karismatik Reformasi Indonesia