Hidup Dalam Mandat IlahiRenungan HarianSpiritualitas

Bahasa Tuhan


BAHASA TUHAN

Bacaan :  Kej 11:1-9

 Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi. (Kej 11:9)

Akibat dosa membuat Adam Hawa diusir dari Eden, Kain menjadi pelarian dan pengembara karena menjadi pembunuh pertama yang pernah ada, dan akhirnya sampai puncaknya dengan dihukumnya manusia dengan banjir di jaman Nuh (Kej 6-10). Peristiwa menara Babel adalah peristiwa setelah banjir yang memperlihatkan, manusia tidak bertobat, tapi justru semakin matang dalam dosa.

Juga kata mereka: “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi (Kej 11:4)

Manusia berusaha menjadi satu tetapi bukan untuk Nama Tuhan, tapi mencoba membuat jalan sendiri menuju surga, bahkan membuat nama sendiri. Dan mereka bisa melakukan itu karena mereka memiliki bahasa dan logat yang sama (Kej 11:1).

Kekuatan dari bahasa mampu menyatukan manusia sehingga menjadi satu kekuatan yang dahsyat. Manusia yang diciptakan serupa dan segambar Allah sendiri (Ke 1:26-27). Dari sini kita bisa melihat bahwa, persekutuan yang diluar Tuhan adalah kekuatan demonik yang sangat besar.

Tuhan sendiri yang mengambil inisiatif untuk menghancurkan persekutuan jahat manusia. “Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing” (Kej 11:7). Cara menghancurkan persekutuan jahat itu adalah dengan mengacaukan bahasa.

Setelah itu, yang terjadi adalah “kacau balau” atau kebingungan. Sehingga menara Babel telah melahirkan peradaban dan sistem dosa yang didasarkan atas kekacauan dan kebingunan. Babilonia adalah kerajaan yang memanifestasikan sistem dunia ini. Selama 70 tahun, Israel juga dibuang ke Babel.

Kitab Wahyu memperlihatkan “roh Babel” masih ada sampai akhir zaman (Why 14:8, 16:9,18:10) Memperlihatkan bahwa peradaban manusia apapun eranya, karena sudah terkhamiri dosa, pada dasarnya adalah peradaban yang kacau balau dan bingung.

Lalu bagaimana? Kita harus kembali ke bahasa Tuhan. Bahasa Tuhan inilah yang akan mampu mengalahkan semua kekacauan dan kebingungan yang ditawarkan dunia.

Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. (Yoh 8:43)

Bukan hanya mendengar suara-Nya, tapi mengerti dan memahami apa yang Dia katakan adalah yang terpenting. Raja Salomo mengerti hal itu sebab itu yang Dia minta adalah kebijaksanaan, atau hati yang bisa mendengar Tuhan sehingga mampu membedakan yang baik dan jahat.

Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?”  (I Raj 3:9).

Hati yang faham (an understanding heart) adalah cara untuk memahami bahasa Tuhan. Ketika kita bisa berkomunikasi dengan bahasa Tuhan, maka tiba-tiba semua yang didunia menjadi bisa dimengerti dari sudut pandang yang berbeda, yaitu sudut pandang Kerajaan. Paulus menyebutkan bahasa Tuhan itu adalah Roh hikmat dan wahyu yang memampukan kita mengenal Dia (Ef 1:17).

Pendalaman Alkitab:

Kata membedakan dipakai kata dalam bahasa Ibrani, bene (H995) yang artinya membedakan secara mental, memahami, merasakan, mengamati, dan menghakimi. Kata ini dipergunakan seperti seorang hakim mengambil keputusan harus jelas hitam atau putih, harus ada ketegasan dan kepastian.

Penulis :Hanny Setiawan

HDMI (Hidup Dalam Mandat Ilahi)  adalah adalah konsep pengajaran holistik yang membawa kekristenan tidak berhenti kepada kesalehan pribadi, tetapi berfokus kepada Membangun Tubuh Kristus. Selama 49 Hari penulis mengajak untuk Menghidupi Tujuan Ilahi, Memahami Desain Awal, Mengalahkan Dunia, Melakukan Yang Seharusnya, Menjalani Kehidupan, Menyiapkan Jalan, Menggenapi Janji.

Comments

Related Articles

Back to top button