Awasi Ragi Saduki Dalam Dunia Usaha
BeritaMujizat.com – Keuangan – Ajaran yang sehat adalah kunci kedewasaan rohani yang akhirnya membawa kita kepada kemuliaanNya yang penuh. Rasul Yohanes dalam suratnya mengingatkan kita untuk selalu tinggal dalam Ajaran Kristus.
II Yoh 1:9 Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.
Dalam perikop yang lain Yesus mengingatkan murid-murid untuk mewaspadai tiga jenis Ragi, yaitu Herodes, Saduki, dan Farisi (Matius 16:6 & Markus 8:15). Ragi adalah analogi tentang ajaran palsu yang merusak kemurnian ajaran Kristus.
Ragi Herodes diartikan penyimpangan ajaran Kristus melalui ajaran politik, pemerintahan dunia dan kekuasaan. Akibat ragi ini, politik masuk dalam tubuh Kristus dalam bentuk organisasi gereja, bahkan sampai perselingkuhan dengan para politisi dalam bentuk politik SARA dan identitas.
Ragi Farisi bicara tentang kemunafikan. Orang-orang farisi adalah orang-orang yang tahu dan mengerti tapi tidak melakukan. Para teolog, rohaniwan, dan sekolah-sekolah teologi sering terjangkiti ragi ini. Sehingga kepercayaan terhadap perlunya teologi terdegradasi.
Ragi Saduki paling jarang tersentuh dan diterangkan, tapi sebenarnya penyimpangan ini mewabah di gereja modern yang sangat humanis, hedonis, dan pragmatis. Orang-orang Saduki tidak percaya kebangkitan orang mati, sangat pragmatis, dan berorientasi kepada keuntungan (sukses).
Tuhan Yesus jelas memperingatkan agar para murid waspada pada ragi Saduki, yaitu sikap skeptis pada isi Kitab Suci dan kuasa Allah, serta orientasi mereka kepada uang. Sikap skeptis dan cinta uang jelas bisa merusak kemurnian ajaran Injil Kristus. (Sumber)
Penyimpangan radi Saduki dalam dunia usaha terwujud dari teori-teori motivasi yang mengarah hanya kepada sukses secara posisi dan materi (hedonis). Lebih parahnya, ragi Saduki ini masuk kedalam pengajaran yang benar dan mengamirinya.
Dalam ajaran Berkat Tuhan, ragi Saduki telah merusaknya menjadi teologia kemakmuran.
Dalam ajaran Kasih Karunia, ragi Saduki telah merusaknya menjadi hypergrace, yang fokus kasih Karunia tanpa Kebenaran.
Dalam ajaran Kasih, ragi Saduki telah merusaknya menjadi liberal humanisme, yang akhirnya menjadi pendukung LGBT fanatik.
Setiap penyimpangan pada akhirnya akan membawa kepada aliran-aliran penyimpangan yang lain, sehingga akhirnya menjadi budaya kebohongan yang membawa penyakit kepada tubuh Kristus.
Pada dasarnya ragi bekerja adalah virus. Sebab itu perlu ada vaksin imunisasi. Belajar Firman Tuhan yang benar adalah vaksin yang tepat untuk mencegah ragi-ragi ini. Dalam konteks dunia usaha, para pelaku bisnis harus terus fokus hidup benar, bukan hidup sukses, sehingga mujizat terjadi secara natural di dunia usaha.
Mujizat, supranatural, dan tanda-tanda ajaib mengikuti orang benar di dunia usaha ketika bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Ragi Saduki selalu membawa kepada mengandalkan diri sendiri, hidup sukses, hedonis, pragmatis, yang pada dasarnya mengajak manusia hidup tanpa Tuhan.
Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. (I Kor 15:10)
Dalam dunia usaha, kerja dan usaha adalah sebuah syarat tapi bukan prasyarat. Motivasi kita bekerja keras adalah Kasih Karunia, bukan keinginan untuk sukses, dan berhasil.
Ulangan 8:17 Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.
Ulangan 8:18 Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.
Berbeda dengan ajaran Saduki yang berpusat kepada manusua, ajaran Kristus sejati berpusat kepada Tuhan yang memberi kekuatan, keberhasilan, dan berkat. Waspadai ragi Saduki!
Penulis : Hanny Setiawan