Apakah Pikiran Anda Tetap Tertuju pada Allah? – 11 Februari
TUHAN, Engkau memberi damai dan sejahtera kepada orang yang teguh hatinya, sebab ia percaya kepada-Mu. (Yesaya 26: 3, BIS)
Intro:
Ungkapan pikiran kaya, pikiran jernih, pikiran kotor, dll., sering kita dengar, menyatakan keadaan pikiran. Akan tetapi, bagaimana dengan pikiran lapar (starved mind)? Menurut Chambers, kelaparan pikiran merupakan salah satu sumber kelelahan dan kelemahan dalam hidup hamba Tuhan dan penyebabnya adalah kelalaian. Renungan ini mengajak kita melihat jawab pertanyaan apakah pikiran Anda tetap tertuju kepada Allah?
Renungan:
Apakah pikiran Anda tetap tertuju kepada Allah atau pikiran Anda kelaparan? Kelaparan pikiran, yang disebabkan oleh kelalaian, merupakan salah satu sumber kelelahan dan kelemahan dalam hidup seorang hamba Tuhan. (Kelalaian artinya tidak memberikan perhatian sebagaimana seharusnya).
Jika Anda tidak pernah menggunakan pikiran Anda untuk menempatkan diri di hadapan Allah, lakukanlah itu sekarang. Tidak ada alasan untuk menanti Allah datang pada Anda. Anda harus memalingkan pikiran dan pandangan Anda menjauhi wajah berhala, lalu memandang kepada-Nya dan diselamatkan (lihat Yesaya 45:22).
Pikiran Anda adalah pemberian terbesar yang dikaruniakan Allah kepada Anda dan wajib diabdikan seluruhnya bagi-Nya. Anda harus berusaha “menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus (2 Korintus 10:5)(Alkitab KJV menerjemahkannya “taat kepada Kristus”). Hal ini akan menjadi salah satu aset/modal terbesar dari iman Anda ketika masa pencobaan tiba, karena pada saat itu iman Anda dan Roh Allah akan bekerja sama-sama.
Bila Anda mempunyai pemikiran dan gagasan yang layak untuk memuliakan Allah, belajarlah untuk membandingkan dan menghubungkannya dengan semua yang terjadi di alam — terbit dan terbenamnya matahari, bersinarnya bulan dan bintang-bintang, dan perubahan musim. Anda akan mulai melihat bahwa pemikiran Anda juga berasal dari Allah, dan pikiran Anda tidak akan tunduk lagi kepada cara berpikir yang impulsif (semata mengikuti dorongan hati), tetapi akan selalu dipakai untuk melayani Tuhan.
“Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa … (dan) … tidak ingat… (Mazmur 106:6-7). Ayat ini merupakan ajakan menggugah ingatan kita dan segera bangkit. Jangan katakan kepada diri Anda, “Namun, Allah tidak berbicara kepadaku sekarang.” Dia seharusnya berbicara. Ingatlah milik siapa Anda, dan siapa yang Anda layani. Berusahalah untuk mengingat, maka kasih Anda kepada Allah akan bertambah sepuluh kali lipat. Pikiran Anda tidak akan lapar lagi, tetapi akan hidup dan bersemangat, dan harapan Anda akan selalu menyala-nyala.
Penulis : Oswald Chambers
Sumber : Sabda.Net, M. Agustinus Pur