Sidik Jari Tuhan
Mencari Tuhan menjadi pekerjaan yang seakan-akan utopis. Artinya, sesuatu yang baik tapi tidak mungkin terjadi. Dia sang khalik jauh nun di sana, kita disini dengan segala masalah kehidupan yang rutin tiap hari.
Kita seakan-akan menempuh perjalanan yang tidak akan pernah tercapai. Sebab itu tidak semua orang mau melakukannya. Maka lahirlah hidup yang tak bertujuan dan bermakna. Semua hanyalah soal kekinian (pragmatis). Apakah Tuhan demikian jauh?
Misalnya melalui ras, jenis kelamin, keluarga, dan kebangsaan yang adalah hal-hal yang kita dapatkan sejak lahir tanpa dapat memprotes, kita bisa belajar tentang Tuhan.
Dari apa yang melekat dalam diri kita yang sang pencipta pilihkan untuk kita, kita bisa mengerti bahwa sebenarnya Da tidak bersembunyi. Bahkan kebenarannya adalah Dia mencari kita, dan justru Dia yang bertanya terlebih dahulu “Dimanakah engkau?”
Sebab itu, kita bisa mulai belajar dari sejarah yang adalah “cerita Tuhan”. Sejarah keluarga kita. Sejarah bangsa kita. Masa lalu kegagalan dan keberhasilan kita. Semuanya akan memperlihatkan “Sidik Jari Tuhan”.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Rom. 8:28)
Dalam segala sesuatu ada sidik jari Tuhan. Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Rom. 11:36).
Daily Seeking God
– 10 Tahun Perenungan Mencari Tuhan –
Daily Seeking God adalah kumpulan tulisan Hanny Setiawan selama 10 tahun. Ditulis secara spontan ketika ada pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri. Dengan mengikuti “renungan harian” ini diharapan bisa mengerti pergumulan batin selama 2009-2019 penulis.