Tionghoa Kristen Nasionalis : Oase Kepemimpinan Ditengah Bangsa yang Sedang Dilanda Krisis Kepemimpinan
BeritaMujizat.com – Poleksosbud – Sebentar lagi warga Tionghoa akan merayakan tahun baru Imlek. Kita yang bukan yang bukan keturunan Tionghoa ikut senang ketika peryaan Imlek berlangsung. Kita dapat menikmati pemandangan lampion yang cantik diberbagai sudut kota. Kita juga sangat terhibur dengan atraksi barong sai yang sering muncul pada waktu perayaan Imlek.
Akan tetapi dibalik keindahan dan kemerihaan Imlek, ada banyak cerita kelam yang dialami warga keturunan Tionghoa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dulu warga keturunan Tionghoa pernah merasakan ditolak menjadi warga negara Indonesia.
Bahkan seorang teroris yang datang masuk membawa bencana pun tidak pernah kehilangan atau ditolak identitasnya sebagai warga negara Indonesia. Pada kerusuhan 98, mereka juga kembali jadi korban dari tindakan diskriminasi yang membuat mereka begitu sangat menderita.
Terlebih lagi ketika seorang Ahok muncul dan membuat gebrakan dalam politik. Isu anti Cina dan komunis tiba-tiba menjadi isu yang santer dibicarakan dikalangan masyarakat. Banyak narasi muncul bahwa negara Tiongkok akan menjajah Indonesia melalui warga keturunan Tionghoa yang saat ini menjadi pemimpin.
Sialnya lagi Ahok juga adalah seorang Kristen yang sangat taat. Partisipasinya sebagai wujud sikap nasionalisme untuk membangun bangsa, justru dianggap sebagai ancaman yang menakutkan. Hal ini mendorong lawan politik Ahok sampai tega melakukan upaya politisasi agama yang sangat nista agar dapat menggeser seorang Ahok dari kekuasaan.
Meskipun banyak halangan dan rintangan harus dialami seorang keturunan Tionghoa Kristen ketika muncul sebagai pemimpin, akan tetapi apa yang dia sudah lakukan membuka mata kita semua tentang sebuah harapan kedepan.
Kita dapat melihat bagaimana reformasi birokrasi terjadi, adanya terobosan terhadap permasalah yang dialami rakyat, dan bagaimana upaya melawan dan menghentikan korupsi secara efektif. Bahkan kemajuan ini juga telah mendapat apresiasi yang sangat tinggi dari masyarakat internasional.
Kehadiran pemimpin Tionghoa Kristen yang nasionalis ibarat oase ditengah pada gurun. Selama ini kita sudah cukup jengah dengan ulah para pemimpin yang tak becus mengelola bangsa. Jangankan gebrakan demi sebuah perubahan, mereka justru bersengkongkol untuk menguras harta melalui korupsi.
Lebih parahnya lagi, para pemimpin yang tidak becus ini sengaja menyebarkan kacamata nasionalisme yang sempit guna meraih dukungan politik. Mereka sengaja membenturkan isu nasionalisme dengan gerakan anti Cina, agar orang-orang tidak dapat melihat kinerja dan kenegarawanan seorang keturunan Tionghoa.
Selain Ahok, sesungguhnya masih ada banyak lagi seorang keturunan Tionghoa yang merupakan Kristen yang taat, begitu mencintai bangsa ini dengan luar biasa. Meskipun mereka harus menyandang triple minority sebagai Tionghoa Kristen nasionalis, yang sangat rentan dengan diskriminasi. Mereka tidak pernah menyesal untuk menjadi warga negara Indonesia.
Mereka juga ingin berjuang dan berpartisipasi seperti orang Indonesia pada umunya dalam segala bidang kehidupan, tanpa adanya diskriminasi. Mereka adalah Indonesia dan mereka adalah kita. Berilah mereka ruang untuk turut berpartisipasi membangun negeri.
Penulis : Gilrandi ADP