Pesan MimbarSpiritualitas

The Mantle of Humility: Kunci Mengalahkan Kesombongan


BeritaMujizat.com – Pesan Mimbar – Musuh terbesar dari Kekristenan adalah kesombongan. Ketika kita merasa mampu tanpa Tuhan, itu adalah kesombongan.

Contohnya, bangsa Israel yang membuat lembu emas, kejatuhan Babel, dan Lucifer yang jatuh karena kesombongannya. Spirit kesombongan hanya bisa dilawan dengan kerendahan hati. Tanpa kita sadari, kesombongan sering menyusup ke dalam hidup kita, dan saat kita merasa diri kita lebih hebat dari orang lain, itulah awal kejatuhan kita.

Tiga Poin Penting tentang Roh Kehambaan:

  1. Roh Kehambaan Membawa Kita Duduk Bersama dengan Tuhan

    Rick Joiner dalam bukunya The Final Quest mendapat penglihatan tentang peperangan rohani. Dalam penglihatan tersebut, ada jubah compang-camping yang tidak terlihat, namun mampu menembus pertahanan lawan dan membawa kemenangan besar. Jubah itu adalah Jubah Kerendahan Hati.

    Yesaya 57:15 mengatakan:

    “Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.”

    Tuhan bersemayam bersama orang yang remuk dan rendah hati. Semakin kita merendahkan diri, semakin kita dekat dengan Tuhan. Yohanes 15:15 juga menegaskan bahwa kita harus melalui proses kehambaan untuk menjadi sahabat Tuhan.

  2. Roh Kehambaan Terlihat Murahan di Mata Dunia, Tapi Berharga di Mata Tuhan

    Dunia mengajarkan untuk menjadi bos, tetapi Tuhan mengajarkan kita untuk menjadi hamba. Karakter seorang hamba adalah melayani. Yesus sendiri turun ke dunia untuk membasuh kaki murid-murid-Nya sebagai teladan kerendahan hati. Dalam peperangan rohani, semakin kita merendahkan diri, semakin aman dan kuat kita.

  3. Roh Kehambaan Erat dengan Ketaatan

    Filipi 2:3 mengatakan:

    “dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.”

    Ketaatan yang sejati bukan untuk dilihat orang, melainkan sebagai penyerahan hidup kepada Tuhan. Yosua dan Kaleb berhasil melihat janji Tuhan meskipun dihadapkan pada tantangan besar. Daud diurapi sebagai raja pada usia 17 tahun, tetapi harus melewati proses kehambaan selama 13 tahun sebelum menjadi raja. Paulus pun menyatakan dirinya sebagai yang paling hina di antara rasul-rasul dan orang berdosa.

    Lukas 14:11 menegaskan:

    “Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

    Lukas 16:12 juga mengingatkan bahwa jika kita tidak setia pada hal-hal kecil, Tuhan tidak akan mempercayakan hal-hal besar kepada kita.

Ketika kita menghormati orang lain dan menempatkan mereka lebih tinggi dari diri kita, berkat Tuhan akan mengalir kepada kita. Kerendahan hati adalah kunci untuk diangkat oleh Tuhan pada waktu-Nya. Mari kita terus memeriksa hati kita dan berjalan dalam roh kehambaan, karena itulah jalan menuju kemuliaan bersama Tuhan.

Pesan mimbar ini disampaikan oleh Pdt. Benyamin Henry Setiawan, S.Miss, M.Th dalam ibadah Kingdom Family Service tanggal 16 Maret 2025.

Comments

Related Articles

Back to top button