The King’s Tables
Suatu kehormatan bagi kita ketika kita bisa semeja untuk makan dan duduk bersama dengan orang terpenting. Misal saja kita duduk semeja dan makan semeja dengan Bp. Joko Widodo, orang no.1 di bangsa ini. Begitu juga hal yang sama dirasakan oleh seorang yang bernama Mefiboset. Tapi bagi Mefiboset, untuk duduk semeja dengan Raja Daud, justru membuat dia takut. Hal ini terjadi karena keadaan fisiknya yang cacat dan timpang.
Mefiboset adalah anak dari Yonatan, cucu dari raja Saul. Mefiboset ini adalah orang sisa dari keluarga raja Saul. Sesungguhnya Mefiboset lahir dalam keadaan sempurna (saat Raja Saul dan Yonatan perang bersama dan mereka berdua meninggal) ada bidan yang mengambil Mefiboset dengan terburu-buru sehingga menjatuhkan dia. Itulah sebabnya Mefiboset menjadi timpang dan cacat kakinya (2 Samuel 4:4).
Dan pada akhirnya Raja Daud bertemu dan mengambil Mefiboset serta mengangkat dia menjadi anak. Hal itu dilakukan Raja Daud, karena dia mengingat setiap perjanjiannya dengan Yonatan, ayah dari Mefiboset. Raja Daud mengaruniakan Kasih Setia kepada Mefiboset. Meskipun Raja Saul dan Raja Daud tidak cocok (2 Samuel 3:1) dan hampir 7 kali raja Daud hendak dibunuh oleh Raja Saul. Tapi hatinya Daud luar biasa ketika dia memberikan kasihnya kepada cucu dari orang yang hendak ingin membunuhnya.
2 Samuel 9:7 (TB) Kemudian berkatalah Daud kepadanya: “Janganlah takut, sebab aku pasti akan menunjukkan kasihku kepadamu oleh karena Yonatan, ayahmu; aku akan mengembalikan kepadamu segala ladang Saul, nenekmu, dan engkau akan tetap makan sehidangan dengan aku.”
1. Mefiboset adalah penyembah Yehova bukan penyembah Baal (Tinggal di Lodebar) (2 Samuel 9:4).
Sesungguhnya arti dari nama Mefiboset adalah penyembah Yehova, Allah Israel bukan penyembah Baal. Tapi gara-gara Mefiboset jatuh dan pincang, dia menjadi anak-anak yang memalukan. Seringkali yang natural (kelihatan) mengubah yang supranatural (tidak kelihatan).
Kaki Mefiboset pincang dan timpang membuat dia harus tinggal di pinggiran Yerusalem di sebuah kota bernama Lodebar. Di mana berarti wilayah yang tanpa roti, tanpa pewahyuan, tanpa ada firman yang tinggal di kota itu (tidak ada kehidupan).
Gara-gara tinggal di tempat yang salah, Mefiboset menjadi penyembah Baal bukan penyembah Yehova. Sesungguhnya kita diciptakan untuk menyembah, tapi justru sering kali kita menjadi orang yang hidup rohaninya cacat. Mungkin tidak cacat fisik, tapi hati kita yang cacat. Sehingga kita sulit menyembah Tuhan serta mendapat pewahyuan dariNya.
Ada satu kisah juga, tentang 4 orang yang cacat di daerah Samaria. Tapi justru orang cacat ini dipakai Tuhan dan bisa menyembah Tuhan. Banyak hal yang terjadi ketika kita menyembah Tuhan. Meskipun Mefiboset menjadi frustasi dan takut dalam hidupnya dan dia tidak mengambil kesempatan untuk menyembah. Tetapi akhir dari Mefiboset dia mendapat kasih raja Daud dan bisa duduk makan semeja dengan Raja Daud.
2. Daud mengadopsi Mefiboset (2 Samuel 9:3)
Mefiboset tidak melakukan apapun supaya Daud mengadopsinya menjadi anak. Tetapi berkat ayahnya, Yonatan, dia mendapat kasih Raja Daud. Justru Raja Daudlah yang menjumpai Mefiboset dan mengundang dia makan semeja dan menikmati hidangan raja. Hati Daud sangat luar biasa karena tidak mengingat kesalahan dari keluarga Mefiboset tapi justru dibalas dengan segala kebaikan dari raja Daud.
Dijaman dulu, orang yang cacat tidak boleh tinggal di Yerusalem dan harus tinggal di pinggiran Yerusalem saja. Tapi Daud mampu mengubah tatatan aturan kehidupan jaman itu (break the rule) dan membawa seorang Mefiboset untuk makan semeja dengannya. Kita dilayakkan semeja dengan Bapa kita (Roma 8:15).
Seperti halnya Tuhan mengadopsi hidup kita menjadi anak-anak Bapa, maka kita wajib hidup sesuai apa yang Bapa mau (1 Yohanes 2:6). Selain itu juga harus mengadopsi orang lain untuk di bapai. Daud mampu menunjukkan kasihnya (Kasih / Love / Heset / Agape / Unconditional Love) kepada Mefiboset. Hati seorang bapa ada dalam diri raja Daud.
Ketika Raja Daud mempersilahkan Mefiboset duduk semeja dan makan bersamanya, ia membuat kaki Mefiboset menjadi tidak kelihatan. Ini berarti Raja Daud sedang menutup segala kekurangan dan cacat kaki dari Mefiboset. Jangan pernah takut ketika kekurangan kita dilihat, karena akan ada keluarga yang akan menutupinya. Orang yang hebat, justru mau mengakui kekurangannya.
Mefiboset adalah contoh orang yang mau mengakui kesalahannya dan duduk semeja, dengan ini menandakan sedang ada covenant (perjanjian) antara Daud dan Mefiboset sebagai satu keluarga. Dalam keluarga pasti bisa tidak cocok, bisa tidak suka satu sama lain.
Seperti kisah dari anak sulung dan anak bungsu. Ketika anak bungsu pulang dan duduk bersama bapa, justru anak sulung sangat tidak suka dan marah. Ada roh anak sulung dan tidak punya hati bapa sehingga tidak suka dan gampang iri kepada orang lain.
Semua punya kesempatan yang sama untuk duduk semeja dengan bapa. Karena sebagai keluarga kita wajib menutup kekurangan satu sama lain. Serta saling mengingatkan ketika keluarga sedang menyimpang supaya terus sejalan dengan apa yang Bapa mau
3. Relationship Table (2 Samuel 9:7).
Dalam kehidupan, hubungan itu adalah fondasi yang kuat dan penting. Karena hubungan yang sangat dekat antara Daud dan Yonatan membuat dia melakukan hal untuk mengembalikan segala ladang Saul dan mengembalikan hubungan dua keluarga antara Daud dan Saul. Serta selalu mengundang untuk makan semeja dengan raja Daud. Daud menjamin kehidupan Mefiboset dan tidak akan pernah kekurangan dalam hidupnya.
Daud merestore hati bapa dalam dirinya dan hubungannya dengan Mefiboset. Bukan hanya mengembalikan yang kelihatan fisik tapi juga memperbaiki dan mengembalikan hubungan hati yang retak. Ketika kita bisa duduk semeja maka kita sedang hidup berdampingan bersama sebagai satu keluarga. Dan menikmati indahnya hidup dalam keluarga.
Keadaan boleh baik atau tidak baik sekalipun, tapi menikmati hidangan raja dan duduk semeja dengan Tuhan harus selalu kita responi. Mefiboset menggambarkan kehidupan kita yang sering kali timpang. Tapi yang luar biasa, dalam 1 hari hidup Mefiboset berubah total dan dikembalikan oleh Tuhan serta ia dijamu oleh raja. Tidak akan pernah lagi untuk tinggal di pinggiran kota, tapi memilih untuk duduk semeja menikmati hidangan bersama Raja Daud yang sudah seperti pengganti bapanya.
Seperti halnya Mefiboset, hidup kita diharuskan untuk selalu menikmati jamuan makan dan duduk semeja dengan Bapa kita. Karena Dia tidak pernah melihat segala kesalahan dan kekurangan kita, tapi Dia Bapa yang selalu menunjukkan kasih setiaNya kepada kita. Teruslah hidup berjalan bersama Bapa kita untuk menikmati setiap Berkat dan Jamuan yang Dia sediakan bagi hidup kita, anak-anakNya.
Firman Tuhan ini di sampaikan oleh Bp. Pdt. Benyamin Henry Setiawan,S.Miss di ibadah Live Streaming pada hari Minggu,31 Mei 2020 di Bethany El Bethel Solo Baru.