Temukan Harta Karun Surgawi
Beritamujizat.com-Renungan Salah satu alasan kuat anak-anak Tuhan bertahan dalam melayani dan mengikut Tuhan adalah ketika menemukan harta karun surgawi. Apa sesungguhnya yang dimaksud harta karun surgawi tersebut? Apakah harta, kesuksesan atau ketenaran?
Bukan, harta karun surgawi adalah hatiNya Tuhan. Mengerti hati Tuhan adalah esensi yang hari-hari ini mulai hilang dalam gereja Tuhan. Menguatnya paham humanisme yang semakin human centris, mengkibatkan bergantinya fokus utama gereja.
Mengerti hati Tuhan seakan menjadi hal yang klise dalam palayanan saat ini. Gereja kemudian hanya fokus pada permasalahan-permasalahan yang bersifat pribadi. Hal ini mengakibatkan lahirnya jemaat-jemaat yang manja.
Tidak heran seringkali terjadi hal-hal konyol, yang seharusnya tidak terjadi dalam gereja Tuhan. Kekonyolan-kekonyolan yang terjadi mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan jemaat Tuhan dalam gereja.
Gereja Tuhan harus kembali belajar menghentikan sementara agenda-agenda rutin gereja, masuk dalam ruang-ruang doa. Bersatu hati untuk mencari hati Tuhan kembali.
Tentu bukan perkara yang mudah untuk memulai hal tersebut, karena sudah terbiasa dengan agenda-agenda rutin yang telah tersusun. Hal sesimpel berdoa untuk mencari hati Tuhan menjadi perkara yang sangat sulit untuk dilakukan.
Menjadikan hati Tuhan sebagai hal yang utama dalam kehidupan adalah kunci pahlawan-pahalawan iman terus berapi-api dalam mengikut Tuhan. Segala rintangan dapat mereka lewati karena mereka menemukan harta karun surgawi.
Bahkan satu orang yang mengerti hatinya Tuhan mampu mengubah peradaban umat manusia, yang dampaknya kita dapat rasakan hingga saat ini.
Meskipun sejatinya para pahlawan iman hanyalah manusia berdosa yang memiliki kesalahan dan kelemahan, akan tetapi mereka seakan tidak ada yang dapat menghentikannya. Ternyata inilah kunci mengapa para pahlawan iman mampu pergi untuk mengubah dunia.
Apapun keadaan gereja Tuhan hari ini, kembalilah menjadikan gereja yang benar-benar berpusat pada Tuhan. Semakin belajar mengerti hatiNya, dan membawa jemaat menyesuaikan diri dengan hatiNya, bukan sebaliknya.
Tidak perlu bingung untuk memulai dari mana, berdoa, berdoa, dan berdoa. Setelah kita mendapatkan hatiNya kita akan mendapatkan semangat untuk bekerja, bekerja, dan bekerja do ladang Tuhan.
Penulis : Gilrandi ADP