Saat Pikiran Saya Tidak Mampu Meraihnya, Hati Saya Mampu
BeritaMujizat.com – Revival Seorang pemuda bernama Anton Firdaus, tumbuh seperti kebanyakan anak-anak pada umumnya. Mengalami jatuh bangun dalam menjaga hidup di dalam Tuhan, kenakalan remaja, sampai saat dia menempuh SMP, dia berjumpa dengan pribadi Yesus yang mengubah kehidupannya 180 derajat.
Tahun ganti tahun sampai di usia yang ke-19, Tuhan berikan panggilan khusus untuk hidupnya.
Berawal dari kenyataan yang harus dialami keluarganya, Anton mendapati sepupunya hamil di luar nikah dan bapak dari anak tersebut tidak menginginkan anak itu. Disitulah Tuhan mulai memberikan hati untuk mengasihi anak-anak kecil yang sebelumnya tidak pernah ada di benaknya. Masuk dalam ruang-ruang doa dan dia mendapat konfirmasi lewat mimpi, akhirnya Anton putuskan untuk dia mulai melangkah dalam pelayanan generasi anak-anak kecil.
Lewat komunitas rohani anak-anak muda yang diikutinya yaitu Fire House Bibis, Anton meminta dukungan doa untuk merelease dirinya masuk dalam pelayanan anak. Dengan sukacita, teman-teman yang dalam komunitas tersebut melepas Anton untuk melangkah dalam panggilan Tuhan. Kemudian Anton memulai pelayanan anak di Fire Kids Bibis bersama dengan kakak-kakak pelayan anak yang lain.
“Anak-anak kecil ini membutuhkan kasih Bapa.”, pernyataan Tuhan ini mengubah hidupnya. Dia mulai melangkah untuk melayani anak-anak, sampai suatu saat ada anak-anak kecil di daerah sekitar rumahnya yang berkerumun di rumahnya. Awalnya hanya untuk sekedar bermain dengannya, tetapi makin bertambahnya hari, semakin banyak anak-anak kecil yang datang kepadanya. Akhirnya terbersit untuk mengajak anak-anak kecil ini (ada sekitar 4 orang anak laki-laki awalnya) untuk ikut komunitas anak sepak bola (Hupernako). Anak-anakpun sangat antusias untuk ikut kegiatan ini.
Baca juga : Dari Berbagi Bola hingga Berbagi Hidup
Namun ada satu anak kecil bernama Endra (6 tahun), yang sangat dekat dengan Anton, kemanapun Anton pergi, Endra ini selalu mengikuti, tidak hanya waktu mau bermain sepak bola, saat pulang sekolah pun Endra selalu datang ke rumah Anton.
Dalam hatinya Anton berdoa dan berpikir, akankah anak ini hanya ikut main bola tanpa mengenal Tuhan. Karena sejak kecil Endra pun tidak dibiasakan untuk datang sekolah minggu oleh orangtuanya. Lalu suatu hari Anton datangi orang tua Endra untuk meminta ijin membawa Endra datang sekolah minggu.
Berawal dari sana komunikasi antara Anton dan orangtua Endra terjalin dan Endra pun diperbolehkan untuk ke gereja. Baru diketahui bahwa Endra hidup bersama orang tua yg bukan orang tua kandungnya. Hati Anton semakin hancur melihat hidup anak kecil ini.
Setiap minggu pagi dengan setia Anton menjemput Endra untuk pergi ke sekolah minggu, selesai sekolah minggu Anton, Endra dan adik kandung Anton (Fenik) mengikuti ibadah raya siang hari. Minggu berganti minggu, Endra pun semakin semangat untuk pergi sekolah minggu.
Hingga di minggu siang sepulang mengantar Endra ke rumah, tiba-tiba ayah dari Endra keluar pintu rumah dan menemui Anton serta memeluknya erat sambil berkata, “Mas, terimakasih ya sudah membawa anakku pergi ke gereja. Bawa dia datang ke gereja terus ya.”
Semakin hari Endra semakin semangat untuk pergi ke sekolah minggu, hingga pada tgl 13 Oktober lalu Endra ikut ibadah penyerahan anak di gereja dan Anton berdiri sebagai wakil dari Endra untuk mendampinginya, untuk berjanji di hadapan Tuhan untuk membawa anak tersebut ke dalam panggilan Tuhan.
Tuhan bisa memakai apapun untuk menyatakan kehendakNya atas anak-anakNya. Belas kasihan dari Tuhan adalah bahan bakar terbaik untuk bergerak bagi generasi, tanpa belas kasihan yang Tuhan beri, sebuah pergerakan tidak akan berjalan lama.
Baca juga : Berjalan Bersama Sebagai Keluarga, Kunci yang Selalu Dipertahankan Fire Generation
Penulis : Febriana Risky Yudanti