Persembahkanlah Dia
PERSEMBAHKANLAH DIA
Bacaan : Kej 22:1-24
Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” (Kej 22:2).
Hidup dalam mandat Ilahi adalah hidup seperti pasukan komando. Apapun yang menjadi tugas, tidak pernah dipertanyakan, hanya dilakukan. Bukan hal yang mudah bagi anak-anak rohani. Sebuah ketaatan yang sempurna yang tidak memberikan ruang sedikitpun untuk negosiasi.
Perintah Tuhan kepada Abraham untuk mengambil dan mengorbankan Ishak, anak tunggal dengan Sarah, yang sudah dijanjikan sedemikian lama, dan juga merupakan anak mujizat karena lahir di masa tua, dan kemandulan, adalah perintah yang sangat sulit.
Perintah “persembahkanlah dia!” adalah perintah yang tidak membuka ruang untuk mengatakan tidak. Tuhan tidak main-main dengan perintah itu. Dia hanya membutuhkan ketaatan Abraham, meskipun perintah itu tidak masuk akal.
Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. (II Tim 2:4).
Paulus memberikan pesan di masa tuanya kepada Timotius supaya Timotius selalu berjuang seperti seorang prajurit, dan tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal yang sementara. Artinya, fokus dan terus menghidupi panggilan, dan mandat yang diberikan.
Janda Sarfat dan Nabi Elia (II Raj 17:8-16) memperlihatkan bagaimana janda yang sudah tidak memiliki harapan untuk hidup, karena kelaparan, tetapi memberikan segenggam roti sisa yang dimilikinya untuk sang Nabi, karena diminta Tuhan. Dan ketaatan itu membuka pintu mujizat.
Ketaatan, dan pengorbanan Abraham adalah sebuah analogi yang memperlihatkan apa yang dilakukan Bapa disurga untuk umat manusia yaitu memberikan anaknya yang tunggal, Yesus Kristus, kepada kita semua (Yoh 3:16).
Tidak ada jalan lain, satu-satunya jalan adalah menyelesaikan mandat sampai selesai. Yesus pun pernah mencoba menawar, “jika sekiranya mungkin, cawan ini lalu daripadaku” (Mat 26:39). Tapi ketika jawabannya adalah tidak, sebagai Anak dia belajar taat sampai mati, yaitu sampai semua pekerjaanNya dibumi diselesaikan (Ibr 5:8).
Tuhan bukan Bapa yang jahat. Dia minta yang terbaik untuk kita persembahkan karena Dia tahu apa yang terbaik yang bisa Dia berikan untuk kita. Seringkali kita melihat perintahNya sebagai sebuah beban tapi sebenarnya perintah-perintahnya tidak berat, apabila kita melakukannya dengan pengertian akan kasih.
Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, (I Yoh 5:3)
Pendalaman Alkitab:
Kata taat dalam bahasa Yunani memakai kata hupakoe (G5128) yang artinya kepatuhan, kerelaan, kepasrahan, penyerahan, kepatuhan. Ketaatan dalam hupakoe adalah ketaatan mutlak (Ib 5:8), melawaan hawa nafsu (I Pet 1:14), memiliki kekuasaan (II Kor 10:5-6), dua jenis yaitu kepada dosa atau kepada kebenaran (Rm 6:16).
Penulis : Hanny Setiawan
HDMI (Hidup Dalam Mandat Ilahi) adalah adalah konsep pengajaran holistik yang membawa kekristenan tidak berhenti kepada kesalehan pribadi, tetapi berfokus kepada Membangun Tubuh Kristus. Selama 49 Hari penulis mengajak untuk Menghidupi Tujuan Ilahi, Memahami Desain Awal, Mengalahkan Dunia, Melakukan Yang Seharusnya, Menjalani Kehidupan, Menyiapkan Jalan, Menggenapi Janji.