Perjuangan Seekor Anjing
Kata perempuan itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya Matius 15:27
Bacaan : Matius 15:21-28
Perikop yang kit abaca hari ini menceritakan tentang seorang wanita Kanaan yang anaknya kerasukan setan dan sangat menderita. Dan dia berteriak-teriak, berseru kepada Yesus memohon pertolongan. Saya percaya setiap orang tua pasti menyayangi anaknya. Hanya seringkali seorang anak tidak mengerti bahasa kasih orang tuanya begitu pula sebaliknya. Wanita Kanaan ini begitu mengasihi anaknya sehingga dia rela berteriak-teriak dipermalukan orang banyak untuk memohon pertolongan Yesus.
Semua orang tidak suka dipaksa. Begitu pula Tuhan Yesus. Sehingga Yesus berkata : “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Tetapi wanita Kanaan tersebut tetap berjuang memaksa Yesus dengan berkata “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Wanita tersebut memperjuangkan anaknya karena sangat mengasihi anaknya. Orang yang mengasihi akan memperjuangkan. Tidak peduli apa yang meghalanginya, dia akan memperjuangkannya. Begitupula kita. Jikalau kita mengasihi Tuhan , apapun kepentingan sorga menjadi kepentingan kita yang kita perjuangkan.
Selain kita berjuang, kita juga harus mengerti apa yang kita perjuangkan. Wanita Kanaan tersebut tidak asal berjuang. Dia berjuang karena Dia mengerti siapa Yesus yang dia mintai tolong. Yesus adalah Tuhan yang sanggup melakukan mujizat. Yesus adalah jalan, kebenaran, dan kehidupan. Sehingga harapan kita hanya ada di dalam Tuhan. Jangan berjuang diluar Tuhan. Tetapi berjuanglah dengan penuh harapan akan Tuhan. Karena Tuhanlah kita ada sampai hari ini bahkan hidup penuh kasih karunia.
PERENUNGAN
1. Apakah hidup kita mencintai Tuhan dan sesama?
2. Jika ya, apa buktinya?
3. Apakah bukti yang kita lakukan tersebut dilakukan dengan dasar kasih?
DOA
“Kami mengucap syukur untuk Kasih yang Tuhan lebih dahulu berikan kepada kami. Ajari kami Tuhan untuk memperluas hati kami. Ajari kami untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi kami. Sehingga kami dapat memperjuangkan kepentingan sorga di muka bumi ini. Sepertu wanita Kanaan tersebut kami ingin berharap hanya kepada Tuhan. Kami ingin berteriak minta tolong kepada Tuhan. Karena hanya Tuhanlah harapan kami. Hanya Tuhanlah sumber jawaban dalam hidup kami. Terimakasih Tuhan Yesus. Haleluya, Amin.”
Penulis : Epafroditus Alfandaru