Penolakan Gereja Akibat Upaya Pembangunan Masyarakat yang Homogen
BeritaMujizat.com – Poleksosbud – Aksi penolakan terhadap keberadaan Gereja kembali terjadi di Indonesia. Kali ini Gereja GBI Filadelfia yang terletak di Kecamatan Medan Labuhan, Medan, yang menjadi korbannya.
Aksi penolakan terungkap dan kemudian menjadi viral di media sosial setelah sebuah akun Instagram bernama ‘eunikeyulia’ menanyangkan aksi penutupan Gereja GBI Filadelfia oleh massa.
Pihak keamaan setempat membenarkan bahwa tindakan pentupan Gereja ini benar terjadi. Ditulis di medan.tribunnews.com 2019/01/13, pihak keamaan menilai masalah ijin Gereja menjadi penyebab utama munculnya aksi penutupan Gereja oleh massa.
Sulitnya mendirikan Gereja masih menjadi tantangan utama yang harus dihadapi umat Kristen di Indonesia. Gancarnya aksi penolakan terhadap Gereja yang sedang terjadi dapat menjadi indikator meningkanya keingingan untuk membangun masyarakat yang homogen.
Kehadiran Gereja tentu dianggap dapat mengganggu terciptanya tatanan masyarakat homogen, yang dibangun berdasarkan agama tertentu. Oleh karena itu kehadiran Gereja sedapat mungkin dihindari dan dipersulit agar upaya membangun masyarakat homogen dapat terwujud.
Meningkatnya keinginan masyarakat untuk membentuk tatanan masyarakat yang homogen ini tentu tidak dapat dilepaskan dari dampak politisasi agama yang semakin gencar dilakukan saat ini. Iming-iming negara agama yang terus didengungkan, terbukti membuat masyarakat akar rumput menjadi gagal paham tentang arti hidup dalam keberagaman.
Perbedaan yang selama ini menjadi jati diri bangsa, malah dianggap sebagai ancaman yang dapat merusak kualitas keagamaan seseorang. Keberagaman menjadi terancam akibat ulah sekolompok orang yang mencoba memaksakan sebuah tatanan masyarakat yang homogen.
Pemerintah tidak boleh menutup mata atas aksi penutupan Gereja yang banyak terjadi saat ini. Legalitas Gereja tentu bukan permasalah utama yang dapat dijadikan alasan melihat permasalahan ini. Permasalahan utama dari kasus penolakan Gereja ini adalah mulai terbentuknya masyarakat yang homogen di desa-desa atau kampung-kampung.
Pola masyarakat yang semakin homogen ini tentu dapat menjadi sebuah benih untuk merealisasikan impian terwujudnya negara agama, menggantikan NKRI. Pemerintah harus segera melakukan mediasi yang tepat dan adil agar penolakan terhadap Gereja tidak terus terjadi.
Pemerintah juga harus mencegah dan menghentikan budaya main hakim sendiri yang sering mewarnai aksi penolakan terhadap Gereja. Aksi main hakim sendiri dilakukan oleh suatu kelompok karena mereka merasa mayoritas. Kelompok-kelompok seperti ini apabila terus dibiarkan tentu dapat menyulut terjadinya konflik yang lebih buruk.
Penulis : GIlrandi ADP