Renungan

Papua Membara : Peringatan dari Tuhan supaya Gereja Bertobat!


bertobat

BeritaMujizat.com – Renungan – Kericuhan dan kekacauan yang terjadi di Papua seharunya membuat Gereja malu dan sadar bahwa Gereja perlu untuk bertobat. Panggilan penting Gereja untuk membangun peradaban sebuah bangsa nampaknya belum disadari betul oleh Gereja.

Meskipun secara politik dan sosial Gereja berada dalam posisi strategis untuk membangun Papua, atau daerah-daerah kantong Kristen lainnya. Akan tetapi Gereja nampaknya masih canggung bahkan linglung dengan peran penting yang harus diembannya tersebut.

Posisi Gereja dikantong-kantong Kristen tentu berbeda dengan kondisi Gereja yang ada di daerah bukan kantong Kristen, yang sering diberitakan di media. Gereja-Gereja dikantong Kristen mempunyai akses yang sangat besar kepada masyarakat dan pemerintahan.

Gereja bahkan dijadikan sebagai partner strategis oleh pemerintah daerah untuk membangun masyarakat. Hal itu berarti Gereja sesungguhnya mendapat kucuran alokasi dana pembangunan dari pemerintah daerah.

Sesuai Perdasus Papua no 25 tahun 2013, Gereja mendapatkan jatah 6 % dari alokasi dana otonomi khusus. Nilai ini sebenarnya cukup besar untuk dapat digunakan Gereja membangun masyarakat Papua.   

Akan tetapi selama ini sebagian besar masyarakat Papua masih merasa hidup dalam penjajahan, ketertinggalan, dan kemiskinan. Perasaan tersebut terungkap di banyak media waktu terjadi kerusuhan di Papua kemarin.

Hampir setiap tokoh yang bersuara untuk Papua menyatakan perasaan yang sama tentang Papua. Parahnya lagi ternyata banyak masyarakat Papua juga merasa sering mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan, ketika merantau ke Jawa atau pulau lainnya.

Bahkan mereka merasakan perlakuan yang tidak menyenangkan tersebut di dalam Gereja. Hal tersebut dinyatakan secara gamblang oleh salah satu pembicara yang diundang pada acara Mata Najwa.

Apa yang terjadi dan dialami oleh masyarakat Papua tentu menjadi sebuah tamparan keras untuk Gereja agar segera sadar dan kembali menjalankan fungsinya dengan benar.

Gereja perlu memperluas hatinya agar fokus utamanya bukan membangun gedung ibadah yang semakin megah, melainkan membangun manusianya.

Saat ini masih ada banyak sekali daerah-daerah kantong Kristen yang masih belum terurus dengan baik. Beberapa daerah bahkan dikategorikan sebagai daerah yang tertinggal dan termiskin.

Meskipun sesungguhnya daerah yang dikategorikan tertinggal dan termiskin tersebut mempunyai kekayaan yang melimpah.

Gereja tidak dapat lagi menyalakan pemerintah karena terlambat membangun daerah-derah kantong Kristen. Pembangunan masyarakat tertinggal yang ada dikantong-kantong Kristen adalah tanggung jawab yang harus dipikul Gereja.

Baca : Ini yang Ditakuti Iblis! Keluarga yang Mengerti Tujuan Ilahinya

Bukan hanya Gereja yang didaerah tersebut, melainkan semua Gereja ada yang di Indonesia bahkan seluruh dunia. Kegagalan Gereja mengentaskan kemiskinan dan ketertinggalan di wilayah timur Indonesia adalah kegagalan seluruh tubuh Kristus.

Sesungguhnya ada banyak sekali program yang dapat dikerjakan Gereja atau mungkin sudah dikerjakan oleh Gereja. Akan tetapi pembangunan masyarakat tidak dilihat dari jumlah program yang dikerjakan.

Pembangunan masyarakat di daerah tertinggal dimulai dari seberapa besar Gereja mau mengasihi dan menerima mereka sebagai keluarga. Tanpa sikap kasih dan kesediaan menerima sebagai keluarga, program pembangunan justru menjadi ajang untuk mendapatkan uang.

Penulis : GIlrandi ADP

Comments

Related Articles

Back to top button