Spiritualitas

Misteri Bahtera Nuh: Di Mana Ia Terdampar dan Apa yang Ditemukan Sekarang?


BeritaMujizat.com – Spiritualitas – Selama ribuan tahun, kisah Bahtera Nuh tetap menjadi salah satu legenda paling terkenal dalam sejarah umat manusia. Dikisahkan dalam Kitab Kejadian 6–9, Tuhan memerintahkan Nuh membangun sebuah bahtera besar untuk menyelamatkan keluarganya dan berbagai makhluk hidup dari air bah yang menutupi bumi. Namun pertanyaan besar yang masih menggema hingga kini adalah: di manakah bahtera itu akhirnya berlabuh?

Kitab Kejadian 8:4 mencatat:

“Pada bulan yang ketujuh, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, bahtera itu berlabuh di pegunungan Ararat.”

Menariknya, teks ini tidak menyebut satu gunung tertentu, melainkan pegunungan Ararat — sebuah rentang pegunungan luas di wilayah timur Turki saat ini. Karena itu, sejak berabad-abad lalu, para peneliti berusaha mengidentifikasi di mana tepatnya bahtera itu mendarat.

Gunung Ararat (dalam bahasa Turki: Ağrı Dağı) menjulang setinggi 5.137 meter di timur Turki, dekat perbatasan Armenia dan Iran.
Gunung ini telah lama dihormati oleh tradisi Kristen, Yahudi, dan Islam sebagai tempat di mana Bahtera Nuh terdampar.

Sejumlah ekspedisi telah dilakukan di sana sejak tahun 1950-an. Beberapa saksi mengklaim melihat struktur kayu besar yang membeku di bawah lapisan es, tetapi hingga kini tidak ada bukti ilmiah yang bisa diverifikasi karena kondisi puncak Ararat sangat ekstrem dan tertutup es abadi.

Sekitar 30 kilometer selatan Gunung Ararat, terdapat sebuah formasi tanah menyerupai kapal besar, dikenal sebagai Formasi Durupınar. Tempat ini ditemukan tahun 1959 oleh peneliti udara Turki, İlhan Durupınar, dan sejak itu menjadi objek penelitian serius.

Formasi Durupınar. sumber: Noah’s Ark Scans

Formasi ini memiliki panjang sekitar 150 meter, sangat dekat dengan ukuran Bahtera Nuh menurut Alkitab (300 kubit ≈ 137–157 meter).
Penelitian terbaru (2023–2025) oleh tim Noah’s Ark Scans bersama Universitas Teknik Istanbul menemukan:

  • Jejak kimia organik yang berbeda dari tanah sekitarnya,

  • Tiga lapisan struktur yang tampak dalam hasil radar,

  • Dan sebuah rongga sepanjang 13 kaki (sekitar 4 meter) di bawah tanah.

Teknologi Ground Penetrating Radar (GPR) juga mengungkap bentuk menyerupai struktur geometris buatan, yang menimbulkan dugaan adanya sisa-sisa bahtera yang telah membatu.

Namun, sebagian besar geolog menilai bahwa formasi ini bisa saja fenomena alam, seperti endapan lumpur vulkanik yang kebetulan menyerupai bentuk kapal. Hingga kini, belum ditemukan kayu purba atau artefak yang bisa dikonfirmasi sebagai bagian dari Bahtera Nuh.

Bagi banyak orang percaya, penelitian-penelitian ini bukan hanya soal arkeologi, tetapi juga iman yang diteguhkan oleh sejarah.
Setiap bukti baru yang muncul dari pegunungan Turki menjadi pengingat bahwa kisah Bahtera Nuh bukan mitos kosong, melainkan pesan abadi tentang kasih karunia, penghakiman, dan perjanjian Allah dengan manusia.

Seperti pelangi yang muncul setelah air bah, pencarian Bahtera Nuh mengingatkan umat manusia akan janji Tuhan:

“Aku tidak akan membinasakan bumi lagi dengan air bah.” (Kejadian 9:11)

Comments

Related Articles

Back to top button