Merenungkan Kembali Perbuatan Allah – 21 Januari
Beginilah firman Tuhan, ‘Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu …’
(Yeremia 2:2)
Intro:
Apakah saya masih mengasihi Allah dengan menyala-nyala seperti pada mulanya atau saya hanya berharap Allah mengasihi saya dan selalu mengeluh karena banyak hal tidak terjadi sesuai dengan keinginan saya?
Renungan:
“Beginilah firman Tuhan, ‘Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu ….’” (Yeremia 2:2)
Apakah saya masih mengasihi Allah seperti pada mulanya, atau saya hanya berharap Allah mengasihi saya? Apakah segala sesuatu dalam hidup saya membuat hati-Nya bersukacita atau saya selalu mengeluh karena banyak hal tidak terjadi sesuai dengan keinginan saya?
Seseorang yang telah lupa akan harta kekayaan Allah tidak akan dipenuhi sukacita. Sungguh indah untuk mengenang bahwa Yesus Kristus mempunyai kebutuhan yang dapat kita penuhi –- “Berilah Aku minum” (Yohanes 4:7). Berapa besarkah kasih yang telah saya tunjukkan kepada-Nya minggu lalu? Sudahkah hidup saya mencerminkan nama baik-Nya?
Allah sedang berkata kepada umat-Nya, “Kalian tidak mengasihi Aku lagi sekarang, tetapi Aku ingat akan masa kalian mengasihi Aku dahulu.” Dia bersabda, “Aku teringat … kepada kasihmu pada waktu engkau menjadi pengantin” (Yeremia 2:2).
Apakah kasih saya kepada Yesus Kristus sekarang masih meluap-luap seperti pada mulanya, ketika saya meninggalkan jalan saya untuk membuktikan pengabdian saya kepada-Nya? Apakah Dia pernah mendapati saya sedang merenungkan masa lalu, ketika saya hanya memedulikan Dia?
Masih seperti itukah keadaan saya sekarang atau saya telah memilih hikmat manusia di atas kasih sejati kepada-Nya? Apakah saya sedemikian mengasihi Dia sehingga saya tidak peduli ke mana pun Dia akan memimpin saya? Atau, apakah saya menimbang-nimbang berapa banyak kehormatan yang saya terima untuk pelayanan yang harus saya berikan kepada-Nya?
Sementara saya mengingat kembali hal-hal yang diperbuat Allah pada diri saya, saya mungkin juga mulai menyadari bahwa Dia tidak seperti dahulu biasanya kepada saya.
Bila ini terjadi, saya seharusnya membiarkan rasa malu dan hina yang ditimbulkan oleh perenungan tersebut dalam hidup saya, sebab hal itu akan mendatangkan dukacita rohani, dan “dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan …” (2 Korintus 7:10).
Penulis : Oswald Chambers
Sumber : Sabda.Net, M. Agustinus Pur