Menyepelekan Pelayanan Anak Bukti Gereja Yang Gagal Paham
BeritaMujizat.com – Revival – Pelayanan anak dalam gereja modern belum menjadi pelayanan yang dianggap strategis. Usia yang masih muda membuat sulit bagi gereja yang bertendensi “filosofi” untuk menengok pelayanan ini. Anak-anak masih dianggap “tidak mengerti apa-apa”. Di sisi lain, gereja yang bertendensi “kemakmuran”, pelayanan anak dianggap pelayanan yang “buang uang”. Lebih menyedihkan, secara umum anak-anak dianggap orang-orang yang masih cuma setengah dan belum komplit.
Dl. Moody suatu kali mengatakan, “malam ini kita ada 2,5 petobat”. Tim Moody mengira bahwa yang dimaksud 2 orang dewasa dan 1 anak-anak. Tapi rupanya Moody justru bermaksud ada 2 petobat anak yang disebut petobat sepenuhnya dan 1 orang dewasa yang masih dianggap “setengah petobat”. Suatur pernyataan yang tegas tentang pertobatan anak.
Polikarpus seorang pahlawan iman yang martir dalam penggorengan di abad ke-2 mengatakan di umurnya yang ke 95 bahwa dia sudah melayani selama 86 tahun. Artinya, sejak umur 9 tahun dia sudah mengalami Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.
Kesaksian-kesaksian dan data statistik lainnya yang bisa dicatat untuk memperlihatkan betapa pelayanan anak tidak bisa disepelekan adalah sebagai beritu:
• Matthew Henry seorang penulis eksposisi Alkitab di abad ke 18 yang hebat bertobat di umur 6 tahun.
• Isaac Watts seorang penulis himne yang menjadi legenda seperti Joy to the World, When I survey the Wondrous Cross, We are Marching to Zion, dan lainnya bertobat di umur 9. W.A
• W.A Criswell pendeta First Baptist Church dari Dallas, Texas bertobat umur 8 tahun
• Stephen Olford seorang penginjil bertemur Kristus di umur yang ke 7
• 65% yang terdaftar di Soutwestern Baptist Theological Seminar bertobat ketika berumur belasan.
• 19 dari 20 petobat baru, bertemu dengan Kristus dibawah umur 25 tahun.
• David Shibley pendiri dari Child Evangelism Fellowship yang berdedikasi untuk menginjili, memuridkan, dan menanam anak-anak di gereja lokal bertobat ketika masih SD dalam suatu sekolah alkitab waktu liburan sekolah.
Deretan nama, statitistik, dan kesaksian bisa diperpanjang dan kita akan terkejut bagaimana sebenarnya gereja sudah salah fokus. Pelayanan anak dan lebih luas pelayanan generasi (dibawah 25 tahun) adalah pelayanan yang harus dikerjakan secara serius, bukan sekedar tambahan.
Para pengiklan, dan isme-isme yang salah telah menyasar anak-anak sejak dini. Peperangan itu sudah terjadi sejak awal. Pengusaha entertainer anak terbesar, Walt Disney, sudah mulai tidak sungkan lagi mempropagandakan LGBT ke anak-anak. Cerita-cerita LGBT tentang pangeran yang mencintai pangeran, putri yang menikahi putri yang lain bukanlah sekedar ketakutan lagi, itu sedang terjadi. Masihkah kita terlena? (sumber).
Jay Kesler, Presiden dari Youth for Christ International, secara tepat mengatakan “Any evangelism after high school isn’t evangelism. It’s really salvage.” (Penginjilan setelah SMA bukanlah penginjilan, tapi sebuah usaha penyelamatan). Pernyataan yang seharusnya membangunkan gerejaNya untuk bertobat dan tidak lagi gagal paham mengenai pelayanan anak dan generasi.
Penulis : Hanny Setiawan
Sumber : Why Child Evangelism is Valid