Menggali Warisan Iman dari Bapak Rohani Suku Jawa
BeritaMujiat.com – Sosok – Berkembangnya Kekristenan di Jawa tidak dapat dilepaskan dari kiprah seorang penginjil yang bernama Kyai Sadrach. Kyai Sadrach lahir di Jawa Tengah, tepatnya disebuah desa yang letaknya di perbatasan antara kota Demak dan Jepara. Kyai Sadrach mempunyai nama asli yaitu Radin. Setelah menjadi pengikut Kristus, ia mengganti namanya menjadi Sadrach.
Nama Sadrach diambil dari nama Sadrakh yang adalah tokoh utama dalam kitab Daniel. Ia terinspirasi kisah Sadrakh, dan kedua temannya yang begitu gigih mempertahankan iman kepada Tuhan, meskipun mereka diancam untuk dibunuh.
Kiai Sadrach bukan lahir dari keluarga Kristen. Dia dulu adalah seorang Muslim yang taat dan suka belajar ilmu agama sejak dia masih muda. Di pergi kebeberapa pondok pesantren untuk belajar ilmu agama. Akan tetapi setelah dia bertemu dengan Kyai Tunggul Wulung, dia memutuskan untuk menjadi Kristen. Dia menerima Injil yang dibawa oleh Kyai Tunggul Wulung dan benar-benar terpikat oleh kasih Kristus.
Lawatan Tuhan atas hidup Kiai Sadrach mendorong dia untuk pergi mengabarkan Injil. Ia pergi keliling Jawa, masuk ke desa-desa untuk mengabarkan Injil. Kiai Sadrach mempunyai metode yang menarik dalam menyampaikan Injil kepada orang-orang jawa. Dia mendatangi guru-guru agama atau pusat keagamaan yang ada disuatu tempat. Di sana ia mengajak ahli-ahli agama untuk berdebat dan diskusi soal agama, dihadapan khalayak ramai.
Hal ini ditujukan agar orang-orang mendengar kebenaran Injil yang dia bawa. Dari caranya tersebut Kiai Sadrach mampu menyakinkan pada banyak orang tentang kebenaran Injil yang membuat dia menjadi seorang pengikut Kristus. Kiai Sadrach juga berhasil menyakinkan banyak orang jawa apabila Kekristenan bukan produk dari penjajah Belanda.
Pada masa awal Kiai Sadarch mulai mengabarkan Injil, di tanah Jawa sedang terjadi gejolak masyarakat yang cukup besar. Orang-orang Jawa dicurigai sedang berusaha melakukan pemberontakan kepada pemerintah penjajah Belanda. Peristiwa ini membuat orang Jawa mempunyai stigma yang buruk terhadap Kekristenan yang dianggap sebagai agama penjajah.
Penginjilan yang dilakukan Kiai Sadrach justru membuat Belanda kalang kabut. Pasalnya pemerintah kolonial Belanda ternyata juga sengaja menghambat Injil masuk ke orang-orang asli, khusunya dalam hal ini adalah orang Jawa. Injil sengaja dihambat untuk masuk kapada orang-orang Jawa karena pemerintah penjajah tidak mau ada kesetaraan status antara penjajah dan orang-orang asli. Mereka menganggap hal ini justru membahayakan kedudukan mereka di Indonesia.
Oleh karena itu pemerintah penjajah Belanda cukup gencar untuk menghadang Injil masuk yang dibawa para missionaris untuk penduduk asli Indonesia, khususnya orang Jawa. Mereka takut Injil yang dibawa para missionaris akan membuka dan mengubah pandangan mereka.
Penginjilan Kiai Sadrach membuat orang-orang Jawa yakin bahwa mereka tidak perlu menghilangkan idetitasnya sebagai orang Jawa untuk dapat menjadi Kristen yang baik. Pandangan ini sangat bersifat revolusioner dan tentunya sangat tidak disukai oleh pemerintah penjajah Belanda.
Akibat dari Injil yang dia bawa, Kiai Sadrach mendapat tantangan yang cukup besar dari berbagai pihak terutama dari pemerintah penjajah Belanda. Mereka menyebarkan isu bahwa Kyai Sadrach sesat dan memanfaatkan pengikutnya untuk melakukan pemberontakan.
Hal ini tidak membuat Kiai Sadrach bergeming untuk terus menyebarkan Injil di tanah Jawa. Dia tetap terus bersemangat mengabarkan Injil kapada orang-orang Jawa, dan semakin banyak orang yang menerima Injil dan menjadi Kristen. Melalui Kyai Sadrach orang-orang Jawa dapat menemukan jalan kepada kebenaran Injil yang selama ini tertutup bagi mereka.
Akan tetapi tekanan politik yang kuat serta maraknya fitnah yang dialamatkan oleh Kiai Sadrach membuat kebenaran Injil dan cerita kesaksian dari Kyai Sadrach banyak yang hilang. Akan tetapi Kyai Sadrach telah mewariskan Iman kepada kita saat ini, sehingga kita orang Jawa mempunyai keyakinan yang penuh terhadap Injil.
Penulis : Gilrandi ADP