Mengapa Natal Menjadi suatu Hari Besar yang Menakutkan?
BeritaMujizat.com – Renungan – Sebentar lagi umat Kristen diseluruh dunia akan merayakan Natal untuk memperingati kelahiran atau kedatangan Tuhan Yesus ke Dunia. Akan tetapi ada yang berbeda antara Natal dan hari besar agama lain.
Hari-hari besar agama lain dapat berjalan dengan hikmat dan tenang. Sedangkan perayaan ibadah Natal seringkali diwarnai oleh polemik-polemik yang terjadi di masyarakat. Mulai dari sweeping atribut natal hingga larangan ucapan selamat Natal adalah contoh polemik yang sedang terjadi di masyarakat.
Belum lagi ada beberapa peristiwa pengeboman Gereja yang terjadi waktu Natal. Ini yang membuat perayaan ibadah Natal menjadi berbeda dengan perayaan hari keagamaan yang lain. Bersyukur masih ada teman-dari Banser dan Pemuda Ansor yang setia turut terlibat untuk mengamankan umat Kristen selama memperingati hari natal.
Baca juga : Apakah Blunder Hamba Tuhan Akan Terjadi Lagi di Natal Monas
Namun yang masih terus menjadi pertanyaan adalah mengapa Natal begitu menakutkan bagi sebagian kelompok orang. Natal sejatinya memperingati seorang tokoh besar dalam perjalanan hidup keagaaman manusia yaitu Yesus Kristus atau yang dikenal Nabi Isa.
Peristiwa natal yang ajaib dimana Yesus Kristus atau Nabi Isa lahir dari seorang perawan juga sejatinya dipercaya tidak hanya oleh umat Kristen. Jika tokohnya sama dan peristiwa yang diperingati juga sama mengapa Natal begitu menakutkan sehingga mengucapkan selamat pun juga tidak boleh.
Pelarangan umat lain untuk turut serta dalam merayakan natal sama halnya memisahkan manusia dalam kotak agama yang sempit. Agama menjadi sesuatu yang sangat ekslusif sehingga toleransi menjadi sebuah kemustahilan.
Terkotak-kotaknya agama juga mengakibatkan penafsiran sempit terhadap agama lain. Misalnya ajaran Kristen pernah diidentikan budaya ulang tahun. Memakai topi ulang yang berbentuk kerucut dan meniup ulang tahun adalah bagian dari ritual keagamaan Kristen yang harus dihindari oleh agama lain.
Nyatanya hal tersebut adalah salah total dan sangat ngawur. Entah atas dasar apa penilian tersebut, yang pasti agama yang sengaja dikotak-kotakan justru membuat umat gagal paham mengerti Tuhan yang sesungguhnya.
Natal juga harus menjadi otokritik buat Gereja agar tidak terjebak penyakit yang sama. Natal harus kita maknai sebagai kemerdekaan terhadap ikatan roh agamawi yang mengotak-ngotakan manusia. Melalui kedatangNya kedunia, kita mempunyai kekeuatan untuk menerobos kotak-kotak yang selama ini mengurung spiritualitas kita, untuk mengeti Tuhan secara benar.
Penulis : Gilrandi Adp
Sumber Gambar