Mengalir Dalam Penyembahan Profetis
BeritaMujizat.com – Worship – Penyembahan dalam bentuk lagu dan musik adalah bagian dari liturgi kristen sejak jaman Israel. Bahkan kitab terpanjang dalam Alkitab adalah kitab Mazmur (150 pasal). Kitab yang berisi cerita hidup, pengagungan Tuhan, sampai kepada jeritan hati, sebuah penyembahan profetis.
Meskipun dipercaya penyembahan bukan hanya soal lagu dan musik ( bisa dalam avodah/bekerja, ibrani), tetapi dalam arti sempit lagu (menyanyi) dan musik adalah bagian penting dalam penyembahan umatNya.
Lebih tepatnya, pujian dalam lagu, musik,dan tarian (gerak tubuh) adalah salah satu ekspresi utama dari penyembahan secara spiritual.
Karena Tuhan itu adalah Roh (Yoh 4:23-25), maka penyembahan apapun ekspresinya bersifat rohani dan spiritual. Bahkan kalau kita lihat disetiap suku dan perbadaban, ritual-ritual “kepada tuhan” selalu diiringi lagu, musik, dan tarian.
Disemua denonimasi gereja, bagian dari “menyanyi” ini selalu ada, dan biasanya ditata sedemikan rupa (liturgi) sehingga alirannya diatur sampai dengan pesan kotbah yang disampaikan sama. Jadi, secara esensi sebenarnya semua sama, tapi dari musim ke musim, bentuk dari penyembahan dengan lagu, musik, dan tarian ini berubah.
Esensinya tetap adalah menjadi penyembah (worshipper) yang benar, bukan mengejar menjadi artis atau penyanyi lagu rohani yang bisa menjadi MC/WL untuk mempengaruhi orang banyak. Intinya di pribadi dan karakter penyembah bukan kepada penyembahan itu sendiri. Kebenaran yang kita semua setuju dan harus selalu diingatkan dari waktu ke waktu.
Meskipun esensi selalu sama, tetapi kita juga harus terus mencari Tuhan disetiap musim, dan tidak berhenti dalam satu bentuk. Kehausan dan kelaparan akan pribadiNya dan mengerti kehendakNya terkadang melahirkan bentuk-bentuk ekspresi penyembahan baru.
***
Penyembahan profetis adalah bentuk ekspresi penyembahan seperti yang Daud lakukan di jamannya. dan Tuhan mengatakan bentuk seperti itulah yang akan dipulihkan (Baca: Penyembahan, Kunci Daud Untuk Kesatuan Tubuh Kristus).
Selain soal hati, karakter, pribadi Daud sebagai penyembah, yang kita bisa pelajari secara lebih teknis bagaimana Daud menyembah adalah soal protokol, spontanitas, dan keintiman. Sehingga bukan saja dia adalah pemazmur (psalmos) yang handal, tetapi dia juga mampu mengagungkan Tuhan dengan luar biasa (himnos).
Protokol
Istilah protokol adalah tata cara formal dalam sebuah birokrasi. Dalam konteks Kerajaan Surga, kita harus paham bahwa ada tata cara profetis yang bisa kita pelajari dalam penyembahan.
Tabernakel Musa adalah sebuah denah Ilahi yang bisa kita pelajari sebagai sumber pembelajaran bagaimana kita menyembah di tingkatan-tingkatan tertentu.
Luar Halaman, Halaman, Ruang Kudus, sampai Ruang Maha Kudus memiliki protokol masing-masing. Kita tidak bisa memaksakan satu protokol di tingkatan yang berbeda. Hanya di Ruang Maha Kudus maka Shekinah Glory kemuliaan Tuhan itu hadir dan menjadi sumber cahaya.
Bahkan hanya di atas tabut perjanjian, tepatnya diatas tutup perdamaian dimana 2 Kerubim ditempatkan, Tuhan bicara (Keluaran 25:17-22; 1 Tawarikh 28:18; Ibrani 9:5).
Aplikasi praktisnya, dalam menyembah kita tidak bisa memaksakan hadirat Tuhan, kita hanya bisa mengalir mengikuti setiap protokol di setiap level, sampai pada akhirnya kita semua berhenti di Ruang Maha Kudus untuk mendengar Tuhan Bicara dalam keheningan kemuliaan Tuhan.
Spontanitas
Penyembahan adalah sebuah respon dari hati, bukan sebuah proses kaku yang diulang-ulang setiap waktu. Sebab itu penyembahan profetis adalah penyembahan yang harus lahir dari kespontanan. Dan ini berarti semua yang hadir mulai dari pemusik, penyanyi, jemaat, sampai penari dan siapapun yang ada harus siap memberikan penyembahan kepadaNya.
Kespontanan yang mengalir secara korporat akan membawa kepada pengurapan korporat (corporate annointing) yang pada akhirnya akan membawa kepada level of unity. Sebab itu apabila yang hadir adalah para perwakilan apostolik, pemimpin gereja, bapa-bapa rohani, bisa dibayangkan dampak dari gathering yang profetis : kesatuan hati yang membawa kita melihat gambar Ilahi yang lebih lengkap.
Kespontanan ini perlu keberanian Ilahi, sekaligus kerendahan hati. Keberanian Ilahi dibutuhkan untuk melangkah apa yang Roh Kudus gerakkan melalui roh kita, sekaligus kerendahan hati untuk taat melakukannya, serta memberikan kesempatan orang lain untuk mengerjakan bagiannya.
Keintiman
Puncak dari penyembahan adalah keintiman. Sebab itu seringkali disebutkan spiritualitas dan seksualitas memiliki kesamaan prinsip.
Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. (Ef 5:32)
Hubungan yang intim membutuhkan keseriusan, fokus, dan pengertian yang mendalam. Sebab itu penyembahan bukan hal yang bisa dikerjakan dengan “sambil lalu”. Kita harus serius dan mengharapkan Tuhan dengan sepenuhnya.
Pniel, dimana Yakub berubah menjadi Israel dalam pergumulan dengan Allah adalah sebuah contoh yang jelas bagaimana sebuah keintiman melahirkan pahlawan-pahlawan Tuhan.
Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.” (Kej 32:26)
Secara korporat, ketika kita menyembah bersama, kita tidak bisa egois “menyembah sendiri”. Kita harus selalu bersama sebagai satu tubuh, seperti sebuah aliran gelombang besar yang bisa menghancurkan semua tembok-tembok.
Penyembahan profetis yang dilakukan secara korporat yang membawa dari satu tingkat ketingkat lainnya secara spontan seperti yang Roh Kudus mau akan mampu membawa kita kepada keintiman yang paling dalam sampai melahirkan (travail) hal-hal rohani di heavenly realm.
Baca : Tiupan Angin Penyembahan Orang-Orang Cina Menggerakkan Bangsa-Bangsa
Penyembahan seperti inilah yang hari-hari ini menjadi sebuah gelombang baru yang dipakai Tuhan untuk menyatukan hati, tujuan, budaya tubuh Kristus sehingga Yesus saja yang ditinggikan dan menjadi segalanya bagi GerejaNya.
…apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku (Yoh 12:32)
Penulis : Hanny Setiawan