Mencari Kembali Esensi Doa yang Selama ini Hilang karena Konflik Gereja Reformasi dan Karismatik
BeritaMujizat.com – Karismatik Reformasi – Semenjak Gereja terbelah dalam Gereja reformasi dan karismatik, banyak orang sibuk dengan memperdebatkan cara berdoa hingga lupa untuk mencari esensi utama dari doa itu sendiri. Orang yang merasa aliran reformasi mengklaim cara doa mereka adalah doa yang terbaik, begitu pula sebaliknya orang yang beraliran karismatik.
Orang lebih sibuk mendebatkan apakah doa itu harus diam dan tenang tanda kekhusyukan, atau penuh ekspresi sebagai tanda kesungguhan hati. Namun mereka lupa arti sesungguhnya dari sebuah doa, dan mengapa orang Kristen harus berdoa. Hal ini membatasi orang Kristen untuk mengalami Tuhan lebih lagi.
Jika kita melihat cerita luar biasa kegerakan Kristen yang mengubah dunia, kita akan dapat melihat bagiamana sebuah doa yang terlihat biasa ternyata dapat menggerakan sebuah transformasi yang luar biasa. Kita tentu ingat bagaimana doa sederhana rasul-rasul Kristus diatas loteng kemudian melahirkan gerakan Kekristenan yang merubah dunia.
Kita tentu juga masih ingat bagaimana doa seseorang bekas budak William Seymour, dapat mendatangkan kebangunan rohani luar biasa di Asuza Street. Kita juga dapat melihat bagiamana doa sekolah yang dilakukan oleh siswa-siswi biasa dapat melahirkan gerakan kebangunan rohani anak-anak muda yang sangat dahsyat.
Tokoh-tokoh kebangunan rohani ini jelas tidak sekedar mencari sensasi dalam berdoa, dengan meributkan doa harus diam atau berisik. Tokoh-tokoh kebangunan rohani ini menemukan esensi dari sebuah doa yang membawa mereka melakukan sesuatu yang luar biasa.
Tentu sangat menyedihkan apabila saat ini kita masih meributkan soal sensasi dalam berdoa, yang membawa kita dalam perpecahan Gereja. Ini saatnya kita kembali pada esensi doa yang benar yang diajarkan Tuhan Yesus dan yang dihidupi oleh tokoh-tokoh kebangunan rohani.
Doa sejatinya lahir dari kerinduan hati orang-orang percaya akan sebuah lawatan Ilahi, bukan muncul denominasi Gereja yang justru mengkotak-kotakan jemaat. Itulah esensi penting dari sebuah doa yang selama ini dilupakan oleh banyak orang Kristen.
Jika kita mengerti esensi ini, karismatik atau reformasi seharusnya bukan halangan dalam menjalin kesatuan hati Gereja melalui doa. Justru doa yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak lagi meributkan soal denominasi dan sensasi dalam berdoa, akan merobohkan semua tembok-tembok yang selama ini menglangi Gereja Tuhan untuk bersatu.
Penulis : Gilrandi ADP