Spiritualitas

Masuknya Kristen ke Minahasa, Tonggak Penting Sejarah Kekristenan di Indonesia.


BeritaMujizat.com – Spiritualitas- Masuknya agama Kristen ke Minahasa merupakan salah satu tonggak penting dalam sejarah perkembangan kekristenan di Indonesia.

Proses ini berlangsung dalam dua fase besar yang melibatkan dua kekuatan misi utama: Portugis dan Jerman.

Kristen pertama kali diperkenalkan di Minahasa pada tahun 1563 melalui misi Katolik Portugis. Seorang pastor Katolik Roma bernama Pater Diego de Magelhaes menjadi tokoh sentral dalam fase awal ini. Ia membaptis Raja Manado, Raja Siau, serta sekitar 1.500 rakyat mereka. Meski penyebaran pada masa ini belum mendalam dan belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat, baptisan massal ini menandai awal kehadiran Injil di wilayah Minahasa.

Penyebaran Injil yang lebih luas dan sistematis dimulai dua setengah abad kemudian, ketika dua misionaris asal Jerman, Johann Friedrich Riedel dan Johann Gottlieb Schwarz, tiba di Minahasa pada 12 Juni 1831. Mereka adalah lulusan dari lembaga misi Belanda, Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG), yang memiliki visi kuat untuk menyebarkan ajaran Kristen dan memperkenalkan pendidikan modern. Pertama kali mereka datang adalah di daerah Langowan.

Sebelum agama Kristen masuk, masyarakat Langowan telah memiliki sistem kepercayaan sendiri. Tempat berkumpul mereka untuk upacara keagamaan berada di lokasi yang kini menjadi Gereja GMIM Schwarz Sentrum Langowan. Di sana dulunya terdapat pohon besar yang disebut Wates, yang batangnya berlubang (rangowa) dan dianggap keramat sebagai tempat pasoringan—ritual komunikasi spiritual menggunakan suara mirip burung wala.

Nama “Langowan” sendiri berasal dari penyebutan rangow yang sulit diucapkan oleh lidah Eropa, sehingga Johan Gottlieb Schwarz menyebutnya Langow, lalu berkembang menjadi Langowan.

Schwarz memainkan peran penting dalam penginjilan di Langowan dan sekitarnya. Ia dikenal tekun, tangguh, dan rajin berkuda menjelajahi berbagai daerah di Minahasa untuk menyebarkan Injil. Ia juga merintis pembentukan organisasi gereja melalui Majelis Jemaat (Penatua dan Syamas), serta mendidik para hulpzendeling (penolong Injil).

Langowan menjadi pusat pelayanan Schwarz. Pada September 1842, tercatat sekitar 300 orang telah dibaptis. Menjelang akhir 1848, wilayah pelayanannya meliputi Langowan, Ratahan, Kakas, Remboken, Tompaso, Kawangkoan, dan Sonder dengan 15 sekolah dan sekitar 1300 murid. Anggota sidi mencapai 1000 orang dan jumlah baptisan sekitar 3000.

Penyebaran Injil yang dimulai oleh para misionaris tersebut menjadi cikal bakal terbentuknya Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM). GMIM kemudian berkembang menjadi salah satu gereja Protestan terbesar di Indonesia, memainkan peran penting dalam bidang keagamaan, sosial, dan pendidikan di Sulawesi Utara.

Gereja pertama di Langowan ditahbiskan pada 18 April 1847 di tempat bekas pusat kepercayaan lokal. Dalam kebaktian itu, Adrianus Angkow dilantik sebagai hulpzendeling. Perayaan 25 tahun kedatangan Schwarz ke Minahasa diadakan pada 12 Juni 1856. Schwarz wafat di Manado pada 1 Februari 1859 dan dimakamkan keesokan harinya di Langowan, bersama istrinya. Makam mereka kini berada di kompleks olahraga GMIM Langowan.

Tanggal kedatangan Riedel dan Schwarz, 12 Juni 1831, kini diperingati sebagai Hari Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen di Tanah Minahasa. Tanggal ini menjadi simbol penting bagi gereja dan masyarakat Kristen Minahasa karena menandai awal dari pertumbuhan iman Kristen yang terstruktur dan berkelanjutan di daerah tersebut.

Selain menyampaikan ajaran Injil, para misionaris Jerman memainkan peran penting dalam mendirikan sekolah-sekolah dan rumah sakit. Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat pemahaman ajaran Kristen, tetapi juga memberikan fondasi bagi pendidikan formal dan pelayanan kesehatan modern di Minahasa. Kehadiran misi ini membawa transformasi sosial dan budaya yang mendalam, menjadikan pendidikan dan kesehatan sebagai bagian integral dari kehidupan masyarakat.

Comments

Related Articles

Back to top button