Teologi

Mengenali Karakteristik Kuasa Demonis Menurut Daniel Day William


Foto oleh Andreas dari Pexels

BeritaMujizat.com – Teologi – Kuasa demonis hadir dan termanisfestasikan dalam realitas kehidupan manusia sehari-hari. Realitas kuasa demonis inilah yang membuat para pemikir Pentakosta, mengusulkan bahwa fenomena politik adalah masalah etis spiritual juga.

Ogbu U Kalu menegaskan, peristiwa dalam kehidupan manusia terhubung dengan peristiwa spiritual atau supranatural dunia. Hal-hal yang terlihat terbuat dari hal-hal yang tidak terlihat.

Banyak orang menyalahkan struktur sosial atau politik atas penderitaan dan penindasan yang dialami oleh umat manusia. Akan tetapi Pentakosta memberikan sebuah gambaran bahwa struktur sosial atau politik dapat dibajak oleh kuasa gelap.

Dalam hal ini Ogbu U Kalu melihat bahwa pimimpin suatu struktur sosial maupun politik tertentu sedang mengalami kesurupan, sehingga mereka dapat difungsikan sebagai pelayan atas sistem yang destruktif tersebut. Realitas kuasa demonis inilah yang menjadi musuh utama Gereja bukan orang, atau kelompok tertentu (Efesus 6 : 12).

Daniel Day Wiliam, membantu kita untuk mengenali struktur dari kuasa demonis yang hadir dalam dinamika kehidupan manusia. Meskipun kuasa demonis memiliki seribu wajah akan tetapi realitas Realitas kuasa demonis tidak dapat dilepaskan manifestasinya dalam bentuk yang kongkrit,

Karakteristik yang pertama, kuasa demonis dapat dideteksi dari cara kerjanya yang memberikan daya tarik yang sangat kuat. Karakteristik yang kedua selalu memunculkan distorsi persepsi. Karakteristik pertama dan kedua ini menurut Wiliam tergambar jelas pada peristiwa percobaan Tuhan Yesus di padang gurun oleh Iblis (bnd. Mat. 4:1-10).

Dua karakteristik ini menunjukan kuasa demonis mendapatkan kekuatannya untuk membentuk, mengeksploitasi, dan pada akhirnya menghancurkan pribadi kita dengan menyebabkan kita untuk melihat secara salah. Manisfestasi karakter kuasa demonis ini dapat kita lihat dari merebaknya hoaks dan sulitnya lagi percaya pada media mainstream.

Karakteristik yang ketiga disebutkan William sebagai aggrandizement. Karakter ini dapat dimaknai sebagai reputasi untuk melakukan eksploitasi. Karakter ini muncul pada saat Raja Daud mencoba menghitung kekuatan militer dan politiknya (lihat 1Taw 21:1-17).

Karakteristik  yang keempat adalah inersia sistem kontrol yang dibangun tetapi tidak beroperasi dengan baik dan akibatnya membawa kehancuran pribadi-pribadi. Wiliiam menjelas karakteristik ini adalah bentuk kontrol kuasa gelap atas ketakutan sehingga kita menerima penindasan tanpa resistensi.

Karakteristik yang terkahir adalah ontological depth. Karakteristik ini memunculkan kuasa yang kreatif (dalam sisi destruktif) yang memunculkan pesona akan tetapi didalamnya terdapat teror dan dorongan untuk merusak.

Berbagai karakteristik ini menurut Wiliaam, pada ujungnya bertujuan terus berusaha untuk memisahkan tiga relasi yang mendasar (cinta, kuasa, dan keadilan) itu sebagai bagian ontologi kehidupan manusia.

 

Penulis : Gilrandi ADP

Comments

Related Articles

Back to top button