Spiritualitas

Makna Kamis Putih: Keteladanan, Kerendahan Hati, dan Cinta yang Melayani


BeritaMujizat.com – Spiritualitas – Kamis Putih, atau dikenal juga sebagai Witte Donderdag dalam bahasa Belanda dan Holy Thursday dalam bahasa Inggris, adalah salah satu hari paling sakral dalam kalender liturgi umat Kristen.

Dirayakan setiap hari Kamis sebelum Paskah, Kamis Putih menjadi momen peringatan atas Perjamuan Malam Terakhir yang dipimpin oleh Yesus Kristus bersama para murid-Nya—satu malam sebelum penyaliban-Nya.

Awal Pekan Suci: Ketika Terang Mulai Redup

Kamis Putih menandai dimulainya perayaan Paskah yang berlangsung selama tujuh hari, dimulai sejak pukul 6 sore hari itu. Momen ini bukan hanya peringatan biasa, tetapi pengantar menuju penderitaan Yesus—sebuah perjalanan rohani yang sarat makna kasih, pengorbanan, dan pelayanan.

Salah satu simbol paling kuat dalam perayaan Kamis Putih adalah tindakan pembasuhan kaki yang dilakukan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya. Sebuah ritual yang dalam tradisi Yahudi dan Yunani hanya dilakukan oleh bawahan atau budak, kini dilakukan oleh Sang Guru kepada para pengikut-Nya. Tindakan ini mengejutkan, melawan norma, namun sarat pesan: melayani adalah panggilan tertinggi dalam kehidupan iman.

Perjamuan Terakhir dan Simbol Ekaristi

Perjamuan Malam Terakhir juga menjadi dasar dari sakramen Ekaristi atau Perjamuan Kudus, yang dirayakan dalam setiap ibadah umat Kristen. Di meja perjamuan itu, Yesus memecahkan roti dan membagikannya sambil berkata, “Inilah tubuh-Ku.” Ia juga mengangkat cawan anggur dan berkata, “Inilah darah-Ku.” Tindakan ini menjadi simbol kekal dari kasih dan pengorbanan yang menebus dosa umat manusia.

Kamis Putih adalah panggilan untuk meneladani Yesus. Dalam tindakan membasuh kaki, kita melihat simbol kerendahan hati, pengampunan, pembaruan, dan kesediaan untuk melayani bahkan yang hina sekalipun. Ini adalah pelajaran tentang cinta yang tidak hanya diucapkan, tetapi diwujudkan dalam tindakan nyata.

Yesus menunjukkan bahwa pemimpin sejati adalah pelayan sejati. Ia tidak duduk menunggu dilayani, melainkan turun tangan untuk membersihkan kaki para murid-Nya—bagian tubuh yang paling kotor, penuh debu, dan biasa dianggap hina. Di situlah letak kebesaran-Nya: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani.

Nama dan Tradisi yang Beragam

Meski esensinya sama, nama dan tradisi Kamis Putih dapat berbeda di berbagai belahan dunia:

  • Di Inggris, dikenal sebagai Maundy Thursday.

  • Gereja Katolik Roma dan banyak denominasi Kristen lainnya menyebutnya Holy Thursday.

  • Gereja Ortodoks Timur menyebutnya Great and Holy Thursday.

  • Gereja Maronite dan Ortodoks Siria mengenalnya sebagai Thursday of Mysteries.

  • Di Filipina dan Britania Raya, Maundy Thursday adalah istilah resmi menurut hukum negara.

Perbedaan istilah ini dipengaruhi oleh budaya, geografi, dan tradisi liturgis setempat, namun semuanya merujuk pada momen yang sama: malam pengorbanan, kasih, dan pelayanan.

Ibadah Kamis Putih membawa jemaat dalam lingkaran spiritual: terang–pelayanan–perjamuan–pengkhianatan–salib. Ini adalah momen kontemplatif, penuh simbol dan doa, yang mempersiapkan hati menyambut kematian dan kebangkitan Kristus. Pelita yang menyala dalam ibadah melambangkan terang Kristus—terang yang akan segera “padam” di kayu salib, namun menyala kembali dengan lebih dahsyat pada hari kebangkitan.

Kamis Putih bukan hanya tentang mengenang sejarah iman, tetapi tentang menghidupi semangat Yesus dalam keseharian. Ia mengajarkan kita untuk melepaskan ego, merendahkan hati, dan hidup dalam kasih yang melayani. Dalam dunia yang haus kuasa, Kamis Putih mengingatkan bahwa kekuatan sejati adalah cinta yang berani membasuh kaki sesama.

Comments

Related Articles

Back to top button