Live Giving Spirit: Hidup yang Menghasilkan Kehidupan
BeritaMujizat.com – Pesan Mimbar – Dalam Yehezkiel 22 : 30, Tuhan menyatakan bahwa Ia mencari orang-orang yang mau “standing in the gap”—berdiri di antara celah untuk menjembatani hubungan antara kita dengan Tuhan, antara suku kita dengan Tuhan, dan antara bangsa ini dengan Tuhan.
Tuhan menginginkan adanya perwakilan yang berani untuk mempertahankan dan melindungi umat-Nya, sehingga tidak terjadi kehancuran.
Yehezkiel 22:30
“Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya.”
Standing in the Gap: Menjadi Jembatan antara Dunia dan Surga
Saat kita menyanyikan lagu “Name above all Name”, kita tidak hanya bernyanyi untuk diri sendiri atau satu orang saja. Nyanyian tersebut menjadi ungkapan perwakilan bagi orang-orang di sekitar kita. Dengan mengucapkan “Name above all Name Lord”, kita sedang menjembatani antara tempat kerja dan surga, kampus dan surga, serta kota atau bangsa kita dengan surga.
Namun, seperti yang disampaikan dalam Yehezkiel 22:30, Tuhan berkata bahwa Ia tidak lagi menemukan orang-orang seperti itu. Pesan-Nya menantang kita untuk bertanya:
“Apakah kamu masih berdiri di antara celah itu?”
Pertanyaan ini mengajak kita untuk merenungkan apakah kita bersedia untuk terus menjembatani antara kegelapan dunia dan terang surga, terutama ketika di sekitar kita tampak banyak yang gelap.
Dalam konteks kehidupan sehari-hari, “standing” berarti mengambil tanggung jawab meskipun keadaan tidak selalu nyaman. Bagi kita yang sudah berkeluarga, misalnya, tanggung jawab menyediakan pendidikan bagi anak-anak merupakan bagian dari keberanian untuk berdiri. Kita harus rela berjuang, mencari solusi, dan tidak membiarkan keadaan membelenggu.
Lebih dari sekadar menghadiri gereja atau mengisi kursi, sebagai orang Kristen kita ditantang untuk menjadi agen perubahan. Kita harus menyadari bahwa melalui perjamuan—dimana kita makan daging dan meminum darah Yesus—Tuhan sedang “standing” di antara surga dan neraka untuk kita. Jika kita tidak mau melakukan apa yang telah Tuhan lakukan, maka suatu saat ketika kita menghadap-Nya, kita tidak akan dikenal sebagai hamba-Nya.
Live Giving Spirit: Menghasilkan Kehidupan
Kehidupan kita sebagai orang Kristen harus senantiasa membawa kehidupan bagi orang lain. Dalam 1 Korintus 15:45 tertulis:
“Seperti ada tertulis: ‘Manusia pertama, Adam, menjadi makhluk yang hidup’, tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan.”
Konsep live giving spirit mengajarkan bahwa ketika Yesus hidup di dalam kita, hidup kita pun seharusnya menghasilkan kehidupan. Kata “live giving spirit” berasal dari bahasa asli sopoeho, yang berarti “menghasilkan kehidupan”. Hidup kita harus menghasilkan buah—menghidupkan kembali harapan bagi mereka yang sudah seakan mati, dan menjadi sumber aliran kehidupan di mana pun kita berada.
Roma 8:11 menambahkan:
“Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.”
Ini mengingatkan bahwa meskipun Yesus telah dibangkitkan dan kini berada di surga, roh yang sama tetap tinggal di dalam kita untuk membangkitkan dan menghidupkan kembali setiap aspek kehidupan kita.
Peran Roh Kudus dalam Pelayanan
Roh Kudus adalah pribadi yang selalu hadir dalam diri kita dan merupakan faktor pembeda dalam pelayanan. Yohanes 6:63 menegaskan:
“Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.”
Tanpa keterlibatan aktif Roh Kudus, kita tidak akan mampu melayani dengan efektif. Yesus sendiri mengajarkan murid-murid-Nya untuk menunggu di Yerusalem sebagai persiapan pelayanan, menunjukkan bahwa tanpa bimbingan Roh Kudus, kemampuan melayani kita akan sangat terbatas. Kita tidak boleh hanya mengandalkan kemampuan sendiri dengan berkata, “Tuhan, aku bisa,” tanpa melibatkan pribadi Roh Kudus yang telah diberikan-Nya kepada kita.
Menghasilkan Buah dalam Kehidupan Kristen
Yesus menegaskan dalam Yohanes 15:4:
“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.”
Sebagai orang Kristen, pilihan kita hanya dua: berbuah dan menghasilkan lebih banyak buah, atau tidak berbuah sama sekali. Jika kita tidak menempel pada pokok anggur, yaitu Yesus, kita tidak akan mampu menghasilkan apa pun dan bahkan bisa kehilangan kesempatan yang telah Tuhan sediakan.
Pesan Tuhan melalui Yehezkiel 22:30 mengajak kita untuk terus “standing in the gap”—berdiri di antara celah untuk menjembatani antara kegelapan dunia dan terang surga. Hidup yang dipenuhi live giving spirit adalah hidup yang menghasilkan kehidupan, yang melibatkan Roh Kudus dalam setiap aspek pelayanan, dan yang berbuah nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Pertanyaannya adalah: Apakah kamu masih berdiri di antara celah itu?
Di tengah tantangan zaman, marilah kita menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk menjembatani perbedaan dan membawa harapan serta kehidupan bagi generasi kita dan bangsa ini.