Lakukanlah Sendiri (1) – 8 September
… mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.
(2 Korintus 10:5)
Intro:
Hanya ketika Allah telah mengubah sifat (nature) kita dan kita masuk ke dalam pengalaman pengudusan, di sanalah peperangan itu dimulai –- peperangan untuk mengubah sifat lahiriah (natural life) kita menjadi kehidupan rohani (spiritual life).
Renungan:
“… merobohkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.” (2 Korintus 10: 5)
Kelepasan dari dosa bukanlah kelepasan dari sifat (nature) manusia. Ada hal-hal dalam sifat manusia, seperti prasangka, yang untuk menghancurkannya, orang-orang percaya harus mengabaikannya. Namun, ada hal-hal lain yang harus dihancurkan dengan “kekerasan”, yakni dengan kekuatan Ilahi yang diberikan atau diimpartasi oleh Roh Allah dalam kita. Ada beberapa hal yang terhadapnya kita tidak berjuang, tetapi hanya dengan berdiri tetap dan memandang keselamatan dari Tuhan (Keluaran 14:13).
Akan tetapi, setiap teori atau pemikiran yang dibangun sebagai kubu penghalang yang “menentang pengenalan akan Allah” harus dengan tekad bulat dihancurkan dengan mengambil kekuatan Allah, bukan dengan usaha manusia atau dengan kompromi (lih. 2 Korintus 10:4).
Hanya ketika Allah telah mengubah sifat (nature) kita dan kita masuk ke dalam pengalaman pengudusan, di sanalah peperangan itu dimulai. Perang ini bukan terhadap dosa, kita tidak pernah dapat memerangi dosa, Yesus Kristus yang telah memenangkannya dalam Penebusan. Perang itu berlangsung untuk mengubah sifat lahiriah (natural life) kita menjadi kehidupan rohani (spiritual life).
Ini tidak pernah dilakukan dengan mudah, dan Allah juga Tuhan tidak bermaksud agar hal itu dilakukan dengan mudah. Ini hanya dapat tercapai melalui serangkaian pilihan moral. Allah tidak membuat kita suci dalam arti Dia membuat karakter kita suci. Dia membuat kita suci/kudus dalam arti membuat kita tidak bersalah (innocence) di hadapan-Nya, dan kita harus menjadikan ketidakbersalahan itu menjadi karakter/sifat suci oleh serangkaian pilihan moral yang kita buat.
Pilihan-pilihan ini terus-menerus bertentangan dan bermusuhan dengan segala sesuatu dari natural life kita, yang telah berurat berakar sangat dalam dalam diri kita dan menjadi kubu penghalang “menentang pengenalan akan Allah.”
Kita dapat berpaling menjadikan diri kita tidak berharga bagi Kerajaan Allah, atau kita dengan tekad dan tekun menghancurkan hal-hal tersebut dan mempersilakan Yesus untuk membawa banyak orang kepada kemuliaan (lih. Ibrani 2:10).
Penulis : Oswald Chambers
Sumber : Sabda.Net, M. Agustinus Purba