Kurikulum Yesus
Yesus adalah pusat pencarian kita. Segala usaha untuk menemukan rahasia Allah yang Elohim, yang tri tunggal itu adalah melalui pribadiNya. Dialah penggenapan dari janji dari segala janji setelah terjadinya tragedi di eden.
“Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” (Kej. 3:15). Kebenaran ini sangat mengusik roh saya hari-hari ini. Kenapa kita terlalu bising, sibuk, dan rumit dengan berbagai macam cara yang sangal ritual tapi tidak pernah bisa mengerti Yesus?
Setelah melewati masa perenungan, Roh Kudus mengingatkan saya untuk kembali ke dasar dan awal bagaimana Yesus mengajar 12 rasul yang pertama. Tidak ada sekolah teologi, kelompok sel, sekolah orientasi melayani, pemahaman alkitab, apapun namanya yang bisa lebih baik dari apa yang Yesus lakukan.
Dan yang lebih indah adalah, Yesus dan ke-12 muridNya adalah gambaran gereja yang utuh. Tidak lebih dan tidak kurang. Tidak ada paduan suara, tidak ada tim pujian, tidak ada majelis, dan tetek bengek yang lain. Hanya Yesus dan mereka. Sebuah esensi yang merupakan mutiara yang harus kita kembalikan dalam kehidupan kita “bergereja” di jaman modern ini.
Secara sederhana saya melihat ada 4 hal penting yang Yesus lakukan dalam mengajar, mendidik, dan melatih murid-murid. Sehingga mereka mengenalNya dan melakukan kehendakNya. Dengan kata lain, saya coba mengerti kurikulum Yesus yang bisa kita tiru dan adopsi di jaman modern ini.
1. Yesus memanggil mereka. “Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” (Mat. 4:19, Mrk. 1:17). Sederhana sekali. Tapi konsekuensi dari MENGIKUT YESUS adalah meninggalkan semua. Perhatikan beberapa ayat berikut:
Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. (Mat. 4:20)
Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia. (Mrk. 1:20)
Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. (Luk. 5:11)
Tahap pertama ini seringkali menjadi problem besar karena kita berusaha mengerti Yesus sementara kita masih banyak “YANG LAIN” dalam hidup kita. Di jaman ini begitu kita mengikut seorang guru kita harus meninggalkan SEMUA dan mengikut kemana dia pergi. Kekristenan modern menjadi mati karena mengajarkan yang baru tanpa mengosongkan yang lama. Setahap demi setahap kita harus semakin lepas dari ikatan BIOS (kehidupan dunia) dan mulai hidup dalam ZOE (Kehidupan yang kekal)
2. Mereka TINGGAL bersama Yesus. 24X7 jam selalu bersama. Mereka benar-benar mengerti arti berbagi hidup bersama. Selama tinggal bersama itu memang ada saat mengajar, membuat event-event, melakukan mujizat, melatih secara “outbound” dengan mengutus berdua-dua.
Hampir sama dengan yang gereja modern lakukan. Pendidikan, pelatihan, pengutusan, dsb. Tapi bedanya adalah mereka lakukan semua itu dalam konteks bersama YESUS.
Dalam konteks sekarang, karena Yesus sudah tidak ada bersama dengan kita. Maka Dia meninggalkan dua hal yang luar biasa. Yang pertama adala ALKITAB (Yoh. 1, 8). Dan yang kedua adalah ROH KUDUS (Yoh. 14. 16). Jadi selama 24 jam dan 7 hari kita harus BERSAMA ROH KUDUS dan menghidupi nilai-nilai FIRMAN.
Ini yang membuat kita gagal mengerti Yesus, karena kita tidak mengerti FirmanNya. Kita tidak pernah bercakap-cakap dengan Roh Kudus. Murid-murid melakukan semua karena Yesus mengatakannya. Mereka mendengar, melihat, dan mengalami semua peristiwa bersama Yesus. Sekarang kita pun bisa melakukannya melalui Roh Kudus dan FirmanNya.
3. Mereka selalu hidup dalam KOMUNITAS. Kita tidak bisa mengerti TUHAN tanpa hidup dalam komunitas. Mengikut Yesus tidak berarti kita masuk gua dan bertapa kemudian keluar dari pertapaan menjadi orang-orang sakti. Sebab itulah dalam Alkitab kata SALING itu sangat sering disebutkan. Semua surat Paulus rata-rata berisi tentang kehidupan berkomunitas. I Yoh. 4:7 “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. ”
4. Yesus Mengutus. “Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit.
Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang (Luk. 9:1-2). Kita tidak pernah bisa mengerti isi hati TUhan tanpa pernah PERGI dan melakukan kehendakNya dan menyelesaikan rencanaNya. Kita terlalu banyak mendengar Firman tanpa pernah pergi dan melakukannya. Itulah sebabnya Yakobus mengatakan iman tanpa perbuatan itu mati. (yhs)
Daily Seeking God
– 10 Tahun Perenungan Mencari Tuhan –
Daily Seeking God adalah kumpulan tulisan Hanny Setiawan selama 10 tahun. Ditulis secara spontan ketika ada pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri. Dengan mengikuti “renungan harian” ini diharapan bisa mengerti pergumulan batin selama 2009-2019 penulis.