Ketika Bangsa-Bangsa Berdoa di Yerusalem Pemilihan Presiden Amerika Berubah Arah
BeritaMujizat.com – Profetik – Pemilihan presiden Amerika 2016 menjadi momentum yang sangat menentukan arah trend global. Hillary yang adalah manifestasi dari Obama mewakili humanisme sekular akan membuka pintu lebar untuk merebaknya kebebasan tanpa batas diseluruh dunia. Diwaktu yang bersamaan, radikalisme akan terus dipelihara untuk penyeimbang dari tujuan utama.
Pilihan dari pihak konservatif juga tidak terlalu menjanjikan. Donald Trump dengan latarbelakang kepribadian yang tidak stabil, dan lebih banyak pengalaman di bisnis daripada dipemerintahan. Keraguan kelompok Injili modern terhadap Trump karena dia selalu menonjolkan ketidaksuakaan terhadap minoritas dan imigran. Sehingga gambar yang didapat Trump adalah sosok intoleran, islamphobia, dan anti imigran.
Kelompok-kelompok Injili konservatif seperti Franklin Graham, dan tokoh-tokoh karismatik seperti Rick Joyner dikemudian hari memperlihatkan kecenderungan memilih Donald Trump daripada Hillary. Dari banyak alasan yang dikemukakan aborsi, dan neo-liberalisme yang diwakili pemilihan hakim liberal dari Hillary untuk Supreme Court dikuatirkan akan semakin membawa Amerika terpuruk menjadi negara humanisme sekular yang ekstra liberal.
Diminggu-minggu terakhir kampanye, seruan untuk berdoa bagi Amerika semakin gencar di kumandangkan. Diatas kertas, dengan dukungan Obama, pasar modal, dan media massa, Hillary kemungkinan besar akan menang. Tapi tiba-tiba dalam pemilihan hari ini (8/11), perkiraan berubah total. Nytimes memperkirakan 95% Donald Trump akan memenangkan pemilihan. Apa yang terjadi?
Percaya atau tidak. Sesuatu yang supranatural sedang terjadi, atau sudah terjadi. Sehari sebelum pemilihan, bangsa-bangsa yang berkumpul di Yerusalem (watchmen.org) mencari kehendakNya. Tiba-tiba, diarahkan Tuhan untuk berdoa bagi Amerika. Dan ketika doa mulai diserukan, tangisan belaskasihan meminta ampun untuk Amerika telah mengubah trend.
Dilaporkan OceanInTheDesert.com, doa yang dipimpin Aster Intrater bukan sekedar doa-doa biasa. Tapi sebuah groaning yang didukung seluruh Kingdom Family. Orang-orang keturunan etnis China, lari menuju mimbar menangisi Amerik sehingga secara profetis memenuhi destiny menjadi pembuka jalan bagi bangsa-bangsa untuk kembali (homecoming) ke rumah Bapa.
Sampai berita ini ditayangkan, perhitungan masih terus dilakukan, dan untuk sementara Trump unggul dan memenangkan negara-negara bagian penting. Tapi sebenarnya ceritanya sudah berganti, siapapun yang akhirnya nanti menang secara formal, Tuhan sudah memperlihatkan apa yang diinginkaNya. Revival in America.
Dan Apa yang terjadi memperlihatkan, doa yang dipanjatkan dengan hati dan tangisan, apalagi didoakan secara bersama-sama dalam sebagai satu tubuh Kristus mampu menuliskan sejarah. Sejarah baru sedang dibuat. Ini bukan akhir, tapi awal dari cerita Tuhan untuk Amerika. Sebuah musim yang baru sedang dimulai. Amerika Baru.
Penulis : Hanny Setiawan
Sumber : Watchmen.org