Kegerakan Anak Memperlihatkan Bahwa Tidak Ada Roh Kudus Yunior
Pelayanan anak yang berfilosofi ‘baby sitting’ selama ibadah dewasa adalah sebuah akibat sekaligus sebab banyaknya kerusakan rohani dalam tubuh Tuhan. Sebagai akibat dikarenakan konsep teologi yang salah bahwa anak-anak ‘belum mengerti apa-apa’ sehingga diyakini Roh Kudus belum bisa bekerja. Dan akhirnya pelayanan anak bisa menjadi sebab pelayanan diatasnya dalam hal ini remaja, pemuda, sampai masa depan gereja terpengaruhi.
Apabila diperhatikan, demografi gereja lokal yang sudah dewasa bahkan mega church, bisa dipetakan sebagai berikut: ibadah umum akan sangat meriah dan semarak, ibadah anak akan mengikuti ibadah umum (anak-anak di babysit), remaja dan pemuda akan sangat berbeda jumlahnya dengan umum, dan ibadah dewasa-muda lebih sedikit lagi.
Pola demografi diatas memperlihatkan gereja yang sudah tidak bergerak lagi. Hal ini harusnya menggerakkan pemimpin-pemimpin gereja untuk mulai merubah cara pelayanan anak. Anak-anak bukan lagi obyek, tapi subyek yang ikut melayani bersama guru, mentor, dan pemimpin.
Pola-pola gereja anak yang dikerjakan oleh ABC Movement Surabaya yang dimotori Toni Nardi adalah salah satu contoh pendobrakan cara-cara lama. Minimal apa yang dikerjakan ‘kak Toni’ bisa menjadi benchmark gereja-gereja lokal bagaimana menjalankan pelayanan anak.
Contoh lain lagi adalah Fire Kids dari Fire Generation. Billy Adiguna (Kak Danang) dan Febriana Risky Yudanti (Kak Kiki) memotori komunitas-komunitas anak dan dari sekolah ke sekolah mengerjalan Revival in Schools (RIS). Dan anak-anak yang dilayani bisa mengalami Tuhan (encounter) seperti orang dewasa mengalami Dia.
Mengalami kebenaran, kasih, dan kuasaNya sedini mungkin membuat mereka sangat kuat ketika remaja dan pemuda. Pada akhirnya, ketika mereka sampai diumur yang siap mengambil tongkat kepimpinan gereja, mereka akan ambil tongkat estafet dan mampu menjadi pemimpin yang berapi-api dan lebih baik dari seniornya.
Tidak ada Roh Kudus yunior! Roh Kudus bisa pakai semua gender, umur, suku, kepandaian, dan sosial. Ada minimal 5 hal yang sangat jelas Yesus nyatakan tentang pelayanan anak-anak
- Jangan menyesatan anak-anak. “Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.” (Mat 18:6)
- Anak-anak disertai malaikat Tuhan. “Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.” (Mat 18:10)
- Jangan halangi anak. “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.” (Mat. 19:14)
- Penyembahan yang murni dari anak-anak. “lalu mereka berkata kepada-Nya: “Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?” Kata Yesus kepada mereka: “Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?”
- Pewahyuan bagi anak kecil. “Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil” (Mat 11:25)
Hamba Naaman hanyalah seorang anak budak, tapi ketika dia percaya kepada nabiNya, maka budak perempuan kecil itu mampu merubah sejarah dengan menyentuh hidup Naaman (II Raj. 5:2-3). Masihkah kita tidak percaya?
Penulis : Hanny Setiawan