Jangan Bersembunyi!
Sejak di Eden, Dia selalu mencari terlebih dahulu. Di tengah kesibukan beraktifitas, Dia selalu bicara di hati nurani. Tapi sayang kita sering tidak mendengar bisikanNya.
Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?” Ia menjawab: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” (Kej. 3:9-10).
Manusia ternyata sudah bersembunyi lama. Di jaman modern yang menjadi tempat persembunyian adalah kantor, sekolah, mall, restaurant, rumah, bahkan gereja dan tempat-tempat ibadah lainnya. Jauh di lubuk hati nurani, manusia tahu, ketelanjangannya. Dan kita menjadi secara natural takut bertemu Allah yang hidup.
Sebab itu, Yesaya mengatakan “aku najis bibir” ketika melihat kekudusanNya (Yes. 6:1-6). Ketika Petrus melihat, “pertunjukan Ilahi”, ketika Allah yang menjadi manusia menunjukkan kekuasaanNya di depan mata, menjala ikan-ikan secara supernatural, dia hanya bisa mengatakan:
Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” (Luk. 5:8)
Jadi, semuanya adalah cuma kosmetik yang tebal. Jas, mobil, rumah indah, gelar, keluarga bahagia semuanya! Keluarlah dari persembunyian masing-masing, kita akan MELIHAT DIA! Keluar dari topeng-topeng kosmetik kehidupan inilah yang menyakitkan.
Inilah yang disebut “mematikan daging” Roma 8:13 mengatakan “Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. “
Ini waktunya jujur dengan diri sendiri dan terbuka di hadapan hadiratNya, jangan bersembunyi lagi. Jangan lari lagi. Tuhan mau bicara! Dimana kamu? (yhs).
Daily Seeking God
– 10 Tahun Perenungan Mencari Tuhan –
Daily Seeking God adalah kumpulan tulisan Hanny Setiawan selama 10 tahun. Ditulis secara spontan ketika ada pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri. Dengan mengikuti “renungan harian” ini diharapan bisa mengerti pergumulan batin selama 2009-2019 penulis.