Renungan

Iman yang Teruji Melalui Konflik – 29 Agustus


roc

 Jawab Yesus: ‘Bukankah sudah Kukatakan kepadam: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?’ 
(Yohanes 11:40) 

Intro:

Iman harus diuji karena ia dapat menjadi milik Anda yang akrab hanya melalui konflik. Ujian akan membuktikan apakah iman Anda benar atau justru mati.

Renungan:

“…. Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?” (Yohanes 11:40)

Setiap kali Anda menjelajahi kehidupan iman, Anda akan menemukan sesuatu dalam akal sehat (common sense) Anda yang tampak jelas bertentangan atau berkontradiksi dengan iman Anda. Akan tetapi, akal sehat bukanlah iman, dan iman bukan akal sehat, keduanya berbeda dalam hal: yang satu alami (natural) dan satunya rohani (spiritual).

Dapatkah Anda memercayai Yesus Kristus ketika akal sehat Anda tidak dapat memercayai-Nya? Dapatkah Anda bersandar dengan berani pada pernyataan Yesus Kristus ketika pada saat yang sama akal sehat Anda berseru, “Itu semua bohong?”

Bila Anda berada di puncak gunung spiritualitas, Anda mudah untuk mengatakan – “Oh ya, saya percaya Tuhan dapat melakukannya”, tetapi Anda harus turun ke lembah yang dibayang-bayangi roh jahat dan menghadapi realita yang menertawakan kepercayaan Gunung Pemuliaan Anda (lih. Lukas 9:28-42).

Setiap kali teologi/pengajaran iman saya tampil jelas dalam benak saya, saya menemukan sesuatu yang berkontradiksi dengannya. Segera setelah saya mengatakan, “Saya percaya, Allah akan menyediakan semua kebutuhan saya,” ujian iman saya mulai (Filipi 4:19).

Apabila kekuatan saya rontok dan penglihatan (visi) saya gelap, akankah saya bertahan pada ujian iman saya secara berkemenangan atau saya berhenti maju dengan Tuhan dan kalah? Iman harus diuji karena ia dapat berubah menjadi milik Anda yang akrab hanya melalui konflik.

Apakah yang menantang iman Anda sekarang ini?

Ujian akan membuktikan apakah iman Anda benar atau justru mati. “… berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku” (Matius 11:6).

Hal terutama adalah keyakinan akan Yesus, “… kita telah menjadi bagian dari Kristus, asal saja kita berpegang teguh sampai akhirnya …” (Ibrani 3:14). Percayalah dengan teguh pada-Nya dan semua yang membuat Anda tertantang akan menguatkan iman Anda. Akan ada ujian dalam kehidupan iman terus-menerus sampai kematian jasmani, yang merupakan ujian besar terakhir.

Iman adalah kepercayaan atau kebersandaran mutlak (absolute trust), pada Allah – kepercayaan di mana kita tidak pernah dapat membayangkan bahwa Dia akan meninggalkan kita (lih. Ibrani 13:5-6).

 

Penulis : Oswald Chambers
Sumber : Sabda.Net, M. Agustinus Purba

 

Comments

Related Articles

Back to top button