Hungaria Secara Resmi Menyatakan Ada Masalah Dengan Imigran dan Penganiayaan Orang Kristen di Eropa
BeritaMujizat.com – Mandat Budaya – Hungaria, negara yang terletak di Eropa tengah, menjadi negara pertama di Eropa yang secara resmi membuka kantor untuk mengatasi penganiayaan orang-orang Kristen di Eropa dan Timur Tengah.
Sebelumnya, pemerintah Hungaria melalui perdana menteri Victor Olaf menyatakan secara resmi kritik tajam Eropa Bersatu (EU) yang dianggap kurang berupaya mengatasi penganiayaan atas orang-orang Kristen. Lebih dalam Olaf menyatakan bahwa EU lebih memperhatikan imigran-imigran Islam daripada mengurusi penganiayaan orang-orang Kristen.
Catholic News Agency (CNA) menyatakan bahwa sekarang ini 4 dari 5 orang yang dianiaya karena agama adalah orang-orang beragama Kristen/Katolik. Berkenaan dengan itu, Zoltan Balog, menteri urusan SDM Hungaria, juga menyatakan bahwa orang-orang Kristen dianiaya di dari 81 negara seluruh dunuia, dan 200 juta orang Kristen tinggal di daerah mereka didiskriminasikan. Jutaan orang kristen itu terancam oleh pengikut radikal ideologi agama (ISIS).
***
Keberanian pemerintah Hungaria menarik garis adalah sebuah fenomena historis. Meskipun tidak banyak media mainstream meliput, tapi langkah Hungaria ini membuka mata dunia internasional bahwa masalah penganiayaan orang-orang kristen itu ada. Dan aniaya itu berkenaan dengan radikalisme agama, yang dalam konteks Eropa disebabkan para Imigran yang eksodus ke Eropa.
Isu sensitif ini yang menjadi “peperangan ideologis” di pemilihan presiden di US antara Donald Trump dan Hillary Clinton. Trump, seperti Hungaria, dengan tegas mengatakan akan membatasi imigran. Hillary, dilain pihak, melanjutkan Obama terlihat sangat terbuka dengan imigran. Dan berulang kali menghindari menyebutkan serangan terorisme ISIS sebagai sebuah permasalahan serius.
Kasus global penyebaran radikalisme melalui imigrasi penduduk ini harus diakui, dan dicarikan jalan keluarnya. Isu HAM (Hak Asasi Manusia) kembali digunakan untuk menjadi proxy isu yang sebenarnya. Apabila tidak, setelah Eropa, maka Amerika akan menjadi benua kedua yang diradikalkan.
Bagaimana sikap orang percaya di Indonesia? Sampai artikel ini diturunkan, para pemimpin gereja, sinode, maupun para pengkotbah di Indonesia masih belum melihat isu ini adalah isu global yang pada akhirnya akan mempengaruhi Indonesia.
Dalam skala kecil, apa yang terjadi di Papua dengan imigran-imigran dari pulau-pulau lain senafas dengan apa yang terjadi di Eropa dan US, sebab itu sudah seharusnya menjadi pemikiran kita bersama sebagai Tubuh Kristus. Sayangnya kata kuncinya adalah, seharusnya.
Penulis : Hanny Setiawan
Sumber : ChristianityToday.com