Life Style

Gereja Santo Georgius di Lalibela: Keajaiban Batu yang Jadi Simbol “Yerusalem Baru”


BeritaMujizat.com – Life Style – Di dataran tinggi Ethiopia, tepatnya di kota kuno Lalibela, berdiri salah satu keajaiban arsitektur dunia Kristen: Gereja Santo Georgius (Bete Giyorgis). Gereja ini bukan dibangun dari batu-batu yang disusun, melainkan dipahat langsung dari bongkahan batu padat di bawah tanah pada abad ke-12.

Struktur luar dan dalamnya diukir dari satu batu utuh, menciptakan bentuk salib Yunani raksasa yang tersembunyi di bawah permukaan tanah. Dari atas, bangunan ini tampak seperti sebuah salib besar yang tertanam di bumi—simbol iman yang kuat, kokoh, dan tersembunyi dalam kesederhanaan.

Keajaiban Arsitektur dan Iman

Gereja ini merupakan salah satu dari 11 gereja batu monolitik di Lalibela, semuanya diukir dengan tangan manusia di bawah perintah Raja Lalibela, seorang penguasa yang dikenal karena kesalehannya dan visinya untuk menjadikan kota ini sebagai “Yerusalem Baru.”

Pada masa itu, perjalanan ke Tanah Suci dianggap terlalu berbahaya akibat konflik dan jarak yang jauh. Karena itu, Raja Lalibela ingin menghadirkan simbol-simbol Yerusalem di tanah Ethiopia, agar umat Kristen di negerinya tetap dapat berziarah dan beribadah dengan penuh makna.

Setiap gereja di Lalibela memiliki bentuk dan makna tersendiri, namun Bete Giyorgis dianggap sebagai yang paling sempurna secara arsitektural dan paling terpelihara hingga kini. Dinding dan tiangnya menunjukkan detail yang menakjubkan, sementara interiornya tetap digunakan sebagai tempat ibadah hingga hari ini.

Tempat Suci yang Hidup

Hingga kini, Bete Giyorgis tetap menjadi pusat spiritual bagi umat Kristen Ortodoks Ethiopia. Setiap hari, para imam mengenakan jubah putih dan syal tradisional berkumpul untuk berdoa, membaca Mazmur, dan memimpin liturgi dengan bahasa Ge’ez, bahasa kuno gereja Ethiopia.

Selama masa perayaan keagamaan, terutama pada Hari Santo Georgius, ribuan peziarah berjalan kaki menuju Lalibela, sebagian bahkan tanpa alas kaki, sebagai bentuk penghormatan dan penebusan dosa. Mereka turun melalui tangga batu yang curam menuju gereja yang tersembunyi di bawah tanah — seolah menapaki perjalanan rohani dari dunia menuju kedalaman iman.

Warisan Dunia yang Menyentuh Zaman

Pada tahun 1978, kompleks gereja batu Lalibela, termasuk Bete Giyorgis, ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO. Pengakuan ini menegaskan nilai luar biasa dari warisan budaya dan spiritual yang telah bertahan lebih dari delapan abad.

Bete Giyorgis bukan hanya sebuah bangunan, melainkan kesaksian iman yang dipahat dalam batu — perpaduan antara ketekunan, seni, dan devosi yang terus menginspirasi dunia hingga kini.

Comments

Related Articles

Back to top button