Diciptakan Untuk Pekerjaan Baik
DICIPTAKAN UNTUK PEKERJAAN BAIK
Dalam suratnya kepada jemaat Roma, Paulus menganalogikan bahwa tugas itu adalah seperti sebuah fungsi bagian tubuh. Masing-masing bagian memiliki fungsi, dan secara korporat menjadi satu fungsi besar.
Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. (Rom 12:4-5)
Pernyataan yang sama dinyatakan kepada jemaat Korintus. Di I Korintus 12:7 dituliskan, “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.” Secara keseluruhan konteks I Kor 12:1-11 memperlihatkan bahwa masing-masing fungsi berhubungan dengan karunia yang diberikan, dan penekanan kepada kepentingan bersama.
Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya. (I Kor 12:11).
Apabila pekerjaan, tugas, fungsi, ataupun mandat dimulai dari anugerah (diciptakan baru), dibagi berdasarkan karunia (sesuai kehendakNya), maka masing-masing pekerjaan sudah disesuaikan dengan kemampuan. Tidak akan ada yang terlalu berat, maupun terlalu ringan (I Kor 10:13)
Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing. (Rom 12:3).
Setiap pekerjaan yang dimandatkan kepada kita adalah sebuah berkat dan kasih karunia. Sudah sepatutnya kita mengucap syukur untuk setiap apa yang ditugaskan. Tidak heran Paulus mengatakan hidup adalah Kristus, kalau mati sebuah keuntungan. Dan kalau masih diberi kesempatan untuk hidup itu artinya bekerja untuk menghasilkan buah. (Fil 1:21-22).
Penulis : Hanny Setiawan
HDMI (Hidup Dalam Mandat Ilahi) adalah adalah konsep pengajaran holistik yang membawa kekristenan tidak berhenti kepada kesalehan pribadi, tetapi berfokus kepada Membangun Tubuh Kristus. Selama 49 Hari penulis mengajak untuk Menghidupi Tujuan Ilahi, Memahami Desain Awal, Mengalahkan Dunia, Melakukan Yang Seharusnya, Menjalani Kehidupan, Menyiapkan Jalan, Menggenapi Janji.