Demi Injil, Hatun Tash Tidak Gentar Menghadapi Kekerasan
BeritaMujizat.com – Sosok – Hatun Tash, seorang mantan Muslim yang kini menjadi penginjil Kristen di Inggris, menghadapi berbagai ancaman dan kekerasan karena keyakinannya.
Tash, yang dibesarkan di Turki sebagai seorang Muslim, menjadi Kristen setelah pindah ke Inggris. Perjalanannya menuju iman baru dimulai ketika ia merasa terganggu dengan apa yang ia temukan tentang Islam dan sosok Nabi Muhammad dalam literatur yang dibacanya.
Perempuan kelahiran tahun 1982 ini mengungkapkan bahwa ia meninggalkan Islam karena tidak dapat lagi mendukung keyakinan tersebut dan memilih Tuhan yang ia temukan dalam kekristenan, yang menurutnya penuh kasih.
Tash aktif berbicara tentang imannya di Speakers Corner, Hyde Park, London, tempat ia sering menyampaikan kritik terhadap Islam. Aktivisme dan kritiknya terhadap Islam telah membuatnya menjadi korban dari beberapa serangan dan plot melawannya.
Kegiatannya ini kerap memicu kemarahan sejumlah umat Muslim, bahkan sampai membahayakan keselamatannya. Dalam beberapa tahun terakhir, ia dilaporkan telah menjadi sasaran serangan fisik, termasuk ditikam di wajah oleh seseorang yang tidak pernah tertangkap.
Selain itu, ia juga pernah ditangkap secara tidak sah beberapa kali oleh pihak kepolisian. London Metropolitan Police bahkan telah membayar ganti rugi atas dua insiden terkait penangkapan yang salah.
Tash tetap teguh dalam misinya meski harus berpindah tempat tinggal lebih dari 50 kali dalam empat tahun terakhir untuk menghindari ancaman serius, termasuk upaya pembunuhan oleh seorang pria yang kini telah dijatuhi hukuman 24 tahun penjara.
Dalam aktivitasnya, Tash sering berdiri di depan masjid untuk menyampaikan pesan Injil, meskipun hal ini membahayakan dirinya. Ia mengatakan bahwa tidak peduli dengan penolakan yang diterimanya, karena menurutnya setiap orang perlu mendengar kabar baik.
Christian Legal Centre, sebuah organisasi yang membelanya secara hukum, menyoroti bahwa meskipun ancaman terhadap Tash telah terdokumentasi, beberapa pelaku kekerasan terhadapnya belum ditangkap. Tash terus memberitakan injil meski menghadapi ancaman besar.
Tash menyatakan akan terus berkhotbah dan menantang keyakinan Islam, meskipun ancaman terhadap nyawanya terus ada. Ia percaya bahwa Injil adalah sesuatu yang begitu mulia sehingga tidak mungkin ia diam. Baginya, hidupnya ada di tangan Tuhan, dan selama ia masih memiliki napas, ia akan terus melanjutkan pelayanannya.