Dari Badai hingga Puji-Pujian: Cerita di Balik ‘How Great Thou Art’
BeritaMujizat.com – Worship – Lagu “How Great Thou Art” awalnya ditulis dalam bahasa Swedia oleh Carl Gustav Boberg pada tahun 1885. Inspirasi untuk lagu ini datang ketika Boberg, seorang pendeta, penyair, dan politikus, mengalami peristiwa alam yang luar biasa di desanya di Swedia.
Suatu sore, Boberg berjalan pulang ke rumahnya setelah menghadiri sebuah kebaktian di gereja. Di tengah perjalanan, ia terpesona dengan keindahan alam sekitarnya—langit cerah tiba-tiba berubah menjadi gelap, diikuti suara gemuruh petir, dan akhirnya hujan deras.
Setelah badai berakhir, Boberg menyaksikan kembali suasana yang hening, diiringi suara burung-burung berkicau di sekitar. Kejadian ini begitu menggetarkan hatinya dan membuatnya merenungkan kebesaran dan keagungan Tuhan, yang tercermin dalam alam ciptaan-Nya. Pengalaman ini membuatnya tergerak untuk menulis sebuah puisi berjudul “O Store Gud” yang berarti “Oh Tuhan yang Maha Besar.”
Puisi ini akhirnya diubah menjadi lagu, yang kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Versi bahasa Inggris yang paling terkenal diterjemahkan dan diadaptasi oleh Stuart K. Hine, seorang misionaris asal Inggris, pada awal abad ke-20. Hine menambahkan lirik-lirik baru berdasarkan pengalamannya sendiri dalam perjalanan misionaris di Eropa Timur, di mana ia menyaksikan karya Tuhan melalui alam dan kehidupan orang-orang yang ditemuinya.
Lagu “How Great Thou Art” kemudian menjadi terkenal di seluruh dunia, terutama setelah dinyanyikan oleh penyanyi seperti George Beverly Shea dan Elvis Presley. Lagu ini tidak hanya menjadi lagu penyembahan yang populer, tetapi juga menjadi simbol kekaguman akan kebesaran Tuhan yang nyata dalam ciptaan-Nya, menginspirasi banyak orang untuk merenungkan dan memuji keagungan Tuhan. Ini dipilih menjadi himne favorit di Britania Raya oleh Songs of Praise dari BBC.