Dapatkah Tuhan Bicara Melalui Orang Asing? Sebuah Pengalaman Seorang Gadis
BeritaMujizat – Supranatural – Pemazmur mengatakan bahwa kita bukan punya Tuhan seperti berhala yang tidak bisa bicara, tidak bisa melihat, tidak bisa meraba, tidak dapat berjalan, dan tidak dapat memberi suara (Maz. 115:3-8). Kita punya Tuhan yang hidup. Tuhan yang berbicara!
Melalui kitab suciNya Tuhan menceritakan isi hatiNya, dan menceritakan siapa Dia, dan apa rencanaNya untuk umat manusia. Tapi apakah dalam keseharian Tuhan tidak bicara lagi?
Banyak teolog masih berdebat secara filosofis apa maksudnya Tuhan bicara di zaman ini, tapi Yesus sendiri mengatakan, “Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. ” (Mat. 25:42 – 43)
Pesan akhir zaman yang disampaikan Yesus bukan pesan bombastis, justru Dia mengatakan bahwa Dia akan bicara melalui orang-orang disekitar kita. Orang lapar, haus, asing, telanjang, sakit, dan dalam penjara adalah alat bahkan “manifestasi” dari kehadiranNya sendiri. Kesupranaturalan dalam kenaturalan hidup sehari-hari.
***
Pengalaman supranatural dari sebuah peristiwa sederhana yang dituturkan seorang gadis muda bernama Sukma Ningrum Simanjuntak berikut ini bisa memberikan gambaran kepada kita bagaimana Tuhan Berbicara melalui orang asing yang tak dikenal.
Minggu, 17 Juli 2016
Sore hari tiba-tiba hujan turun begitu deras, disertai kilat. Sudah jam 5 lebih, hatiku mulai resah…bagaimana aku bisa berangkat beribadah?
Aku mulai menyembah Tuhan di kamar. Pikirku, kalau memang Tuhan berkenan aku hadir, Dia pasti beri jalan. Entah dengan hujan reda, ada yang mengantar, atau apalah, aku tak mau batasi cara kerja Tuhan dengan perkiraanku. Karena bagiku saat itu sudah ‘mentok’ dan hanya bisa berserah. Dan kalaupun sampai tidak bisa hadir, pasti ada rencana lain yang Tuhan mau aku kerjakan. (begitu yang ku percaya).
Akhirnya jam setengah 7 hujan pun reda, bagikut itu sebuah sinyal keberangkatan. Aku keluarkan sepeda kakakku, ku kayuh dengan pengharapan segera sampai. Dalam perjalanan aku bilang sama Tuhan, “Tuhan aku berangkat ya, aku hanya ingin mendengar FirmanMu, setelah itu aku pulang langsung”.
Sampailah di gereja dan aku boleh beribadah sore itu. Setelah selesai, Firman sudah didapat, aku langsung pulang seperti kehendak awal, jadi tidak ikut fellowship seperti biasa (berkumpul makan di gereja setelah ibadah usai). Dengan membawa sukacita aku bergegas pulang.
Di suatu jalan, tiba-tiba di sampingku lewat 2 orang lelaki berboncengan dengan vespa kuno, aku tidak perhatikan yang di depan tapi yang belakang rambutnya panjang dengan wajah sangat asing (bukan bule lhoo hehe).
Tiba dihadapanku yang belakang menoleh ke arahku dan tersenyum. Sempat negatif thingking dan ‘mlengos’ aku kira mau godain, dan ternyata dia bilang begini “Halo.. semangat ya.. jangan pernah capek..!” dengan mengepalkan tangan.
Seketika itu aku jadi ‘sumringah’!!! Rasa2nya TUHAN BERBICARA. Ku ingat benar kalimatnya, aku senyum2 sendiri di jalan. Sempat terpikir mengejarnya untuk melihat plat nomor, tapi sudah terlanjur jauh (vespa kuno cepat juga ya jalannya).
Sampai rumah aku tulis kalimat itu, benar-benar menguatkanku. Jadi saudaraku, apapun yang kau alami saat ini, tanggungkanlah semuanya kepada Tuhan. Sebab Dia punya caranya sendiri yang tak terbatasi oleh pikiran manusia kita-kita ini.
Kalau hari ini engkau boleh alami ini itu yang mungkin tidak wajar menurutmu. Berserah dan bersyukurlah. Libatkan Tuhan senantiasa, biarkan Dia bertindak dengan keperkasaan kasihNya 🙂 just believe..!
Kehausan dan kelaparan seorang Sukma untuk mendengar FirmanNya adalah faktor utama mengapa dia mampu mendengar ketika Dia Bicara. Kalimat “Aku hanya ingin mendengar firmanNya” adalah kalimat yang membawa surga turun dan menyentuh kehidupan. Mau percaya atau tidak, itu hak kita, tapi bagi Sukma, peristiwa ini adalah sebuah life-changing experience. Dia mendengar Tuhan Bicara.
Kotributor : Sukma Ningrum Simanjuntak
Editor : Tim Berita Mujizat