Seni & MusikSpiritualitasWorship

Bukan Uang, Ini Tentang Yesus: Dibalik Lagu Open The Eyes Of My Heart


Artikel ini diadaptasi dari “History of Hymns: Open the Eyes of My Heart” yang dipublikasikan di [umcdiscipleship.org](https://www.umcdiscipleship.org/articles/history-of-hymns-open-the-eyes-of-my-heart)

BeritaMujizat.com – Worship – Di tengah gemerlap klub-klub malam Atlantic City dan Philadelphia, seorang musisi rock muda bernama Paul Baloche mengejar mimpinya. Seperti kebanyakan anak muda, ia mengejar apa yang dunia tawarkan: kesuksesan, uang, dan popularitas. Siapa sangka, sebuah konferensi bisnis Amway justru akan mengubah arah hidupnya secara radikal.

Momen Yang Mengubah Segalanya

“Bukan soal uang, ini soal Yesus.”

Kalimat sederhana ini menghantam keras kesadaran Paul Baloche muda. Ia datang ke konferensi Amway dengan harapan belajar cara menghasilkan uang. Namun, ketika menghadiri kebaktian di sebuah gereja non-denominasi yang dipilihnya secara tidak sengaja, ia menemukan sesuatu yang jauh lebih berharga dari segala kekayaan dunia.

Saat itu, Paul sedang dalam pengejaran akan kesuksesan material. Sebagai musisi klub malam, ia telah mencicipi apa yang dunia hiburan tawarkan. Namun hatinya masih kosong. Di gereja itu, pesan yang ia dengar berbeda total dari ekspektasinya. Bukan tentang strategi bisnis atau cara meraih kekayaan, melainkan tentang nilai yang jauh melampaui materi: hubungan pribadi dengan Yesus.

Dari Klub Malam ke Altar Tuhan

Transformasi Paul Baloche adalah bukti nyata bagaimana Tuhan bekerja dengan cara-Nya yang ajaib. Dari seorang musisi klub malam yang mengejar ketenaran, ia berubah menjadi seorang penyembah yang mencari kemuliaan Tuhan. Responnya terhadap altar call menjadi titik balik yang menentukan:

“Saya maju dan meminta Tuhan masuk ke dalam hidup saya, dan Dia benar-benar mengubah saya.”

Perubahan ini bukan sekadar pergantian genre musik. Ini adalah transformasi total orientasi hidup – dari mengejar materi menjadi mengejar Tuhan.

Lahirnya “Open the Eyes of My Heart”

Transformasi spiritual ini mencapai puncaknya pada tahun 1997 ketika Baloche menulis “Open the Eyes of My Heart.” Terinspirasi dari Efesus 1:18-21, lagu ini lahir dari pergumulan pribadinya dalam mencari wajah Tuhan. Menariknya, lagu yang kini dinyanyikan di seluruh dunia ini berawal dari sebuah doa sederhana dalam jurnal pribadinya.

“Bukan pengajaran lebih banyak yang kita butuhkan, tetapi pewahyuan dari Tuhan,” ungkap Baloche menjelaskan makna lagunya. “Dan tangisan hati yang berkata, ‘Tuhan, buka mata hatiku. Tunjukkan siapa Engkau agar saya diubah dari dalam.'” lanjutnya.

Warisan Spiritual yang Tak Ternilai

Kini, setelah lebih dari 26 tahun melayani sebagai worship pastor dan menghasilkan 16 album, Paul Baloche telah membuktikan bahwa keputusannya untuk meninggalkan pursuit akan kekayaan duniawi adalah tepat. Lagu-lagunya seperti “Hosanna (Praise is Rising)” (2005), “Your Name” (2006), dan “Above All” (1995) telah menjadi berkat bagi jutaan orang.

Kisah Paul Baloche mengingatkan kita bahwa kadang kita harus kehilangan apa yang kita kejar untuk menemukan apa yang benar-benar kita butuhkan. Dalam kasusnya, perjalanan mencari kekayaan justru membawanya pada harta yang tak ternilai: hubungan pribadi dengan Yesus Kristus.

Sampai hari ini, “Open the Eyes of My Heart” tetap menjadi pengingat powerful bahwa di dunia yang terobsesi dengan materi, masih ada nilai yang jauh lebih berharga untuk dikejar: mengenal Tuhan lebih dalam dan mengalami transformasi-Nya yang mengubahkan hidup.


Sumber: Artikel ini diadaptasi dari “History of Hymns: Open the Eyes of My Heart” yang dapat diakses di [umcdiscipleship.org](https://www.umcdiscipleship.org/articles/history-of-hymns-open-the-eyes-of-my-heart)

Comments

Related Articles

Back to top button