Pesan Mimbar

Biblical Finance: Prinsip Keuangan yang Berkenan di Hadapan Tuhan


BeritaMujizat.com – Pesan Mimbar – Hari ini kita memasuki hari ke-12 dalam kalender Alkitab, dan bulan berikutnya adalah bulan Nisan, bulan di mana bangsa Israel keluar dari Mesir. Peristiwa ini dipercaya sebagai Paskah dalam Perjanjian Lama, yaitu Pass Over, saat Tuhan berfirman kepada Firaun melalui Musa, “Let my people go.”

Kejadian 50:20 mengatakan:

“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” (Kejadian 50:20)

Jika kita membaca kembali Kitab Ester, kita akan melihat bagaimana bangsa Yahudi berkali-kali mengalami ancaman pembinasaan. Kitab Ester menjadi bukti sejarah bahwa persekusi terhadap bangsa Israel terus terjadi, termasuk peristiwa Holocaust oleh Hitler, dan hingga kini antisemitisme masih ada. Namun, dalam segala keadaan, Tuhan tidak pernah meninggalkan Israel, sebagaimana Ia juga tidak akan pernah meninggalkan kita dalam situasi sesulit apa pun.

Bulan Januari lalu, kita membahas tentang Form Foundation atau “Dasar yang Teguh”. Kemudian di bulan Februari, kita berbicara tentang Iman, Pengharapan, dan Kasih sebagai bagian dari “Kingdom Values.” Lalu, apa hubungannya nilai-nilai Kerajaan dengan keuangan?

Dalam Matius 6:24, Yesus berkata:

“Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

Yesus mengajarkan hal ini dalam khotbah pertamanya di bukit (Matius 5-7), yang menunjukkan betapa urgennya topik ini. Kata “mengabdi” dalam ayat ini mengacu pada “Kurios” (Tuhan), menunjukkan bahwa hanya ada dua pilihan: Tuhan atau Mamon. Menariknya, kata “Mamon” tidak diubah menjadi “uang” atau “harta,” karena Yesus menggunakan istilah yang spesifik dalam bahasa Aram yang sangat personal.

Pada zaman Yesus, ada empat bahasa yang digunakan:

  1. Ibrani – untuk membaca Kitab Suci
  2. Yunani – untuk perdagangan
  3. Latin – bahasa resmi Romawi
  4. Aram – bahasa sehari-hari

Yesus menggunakan kata “Mamon” dalam bahasa Aram untuk menegaskan bahwa ini bukan sekadar masalah uang, tetapi tentang siapa yang kita cintai dan layani dalam hidup ini. Dalam Lukas 16:13-14, dikatakan:

“Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

Orang-orang Farisi, yang disebut “hamba uang” dalam ayat ini, bukan sekadar terikat secara paksa, tetapi mereka mencintai uang (Philargulos), yang berarti “pencinta uang” atau “serakah.” Tuhan ingin bertanya kepada kita: Kamu cinta siapa? Aku atau uang?

Prinsip Keuangan dalam Kerajaan Allah

  1. Prinsip “Nothing” – Semua yang kita miliki berasal dari Tuhan.
    • 1 Timotius 6:7: “Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.”
    • Ayub 1:21: “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!”
  2. Muliakan Tuhan dengan Keuangan Kita
    • Amsal 3:9-10: “Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.”
  3. Bahaya Cinta Uang
    • 1 Timotius 6:10: “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”
    • Amsal 15:6: “Di rumah orang benar ada banyak harta benda, tetapi penghasilan orang fasik membawa kerusakan.”
  4. Mamon adalah Objek Penyembahan Dunia
    • Matius 6:24 & Lukas 16:13 menegaskan bahwa uang bukan netral, melainkan memiliki “spirit” yang bisa menguasai hati manusia jika tidak dikelola dengan benar.
    • Wahyu 18:11: “Dan pedagang-pedagang di bumi menangis dan berkabung karena dia, sebab tidak ada orang lagi yang membeli barang-barang mereka.”
    • Wahyu 13:16-17: “Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang… diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu.”
  5. Sistem Keuangan Kerajaan Allah
    • Galatia 6:10: “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”
    • 2 Korintus 9:6-7: “Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.”
  6. Mengalahkan Mamon dengan Hidup dalam Kebenaran
    • “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33)
    • Bukan kekayaan yang harus kita kejar, melainkan hidup benar di hadapan Tuhan.
  7. Iman sebagai Modal dalam Kerajaan Allah
    • 2 Tesalonika 2:2: “Supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah…”
    • Iman adalah modal utama, bukan uang. Tuhan tidak menanyakan berapa banyak harta kita, tetapi seberapa besar iman kita.

Mengalahkan Mamon bukan berarti menolak kekayaan, tetapi menundukkan diri sepenuhnya kepada Tuhan agar kekayaan menjadi alat bagi Kerajaan Allah, bukan penguasa dalam hidup kita. Prinsip utama dalam keuangan Kerajaan adalah memahami bahwa segala sesuatu milik Tuhan, dan kita hanya pengelola-Nya. Dengan memahami dan menerapkan sistem keuangan Kerajaan, kita akan mengalami berkat sejati sesuai kehendak Tuhan.

Kiranya kita semua semakin bertumbuh dalam iman dan menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya Kurios dalam hidup kita. Amin.

Comments

Related Articles

Back to top button