Editorial

Ahok Membangunkan Gereja Tuhan di Indonesia


screen-shot-2016-11-04-at-9-50-54-am

Family can fight, but family cannot quit. We are family.
(Kingdom Family)

Demo besar hari ini 4 November 2016 bukan saja menjadi sorotan Jakarta, dan Indonesia. Tapi, dunia internasional pun sudah melihat. Begitu banyak inbox yang masuk dari US, Malaysia, Singapore, Hongkong, China, dan bangsa lain bertanya keadaan Indonesia. Dan secara luar biasa, meskipun penunggang demo demikian banyak, mulai dari politik, oportunis, sampai kepada yang paling diwaspadai, teroris, tapi tokoh sentral demo hari ini adalah Ahok.

Ahok alias Basuki Tjahaya Purnama telah mendapatkan panggung Internasional dengan cara yang ajaib, demo besar-besaran. Tidak berlebihan apabila apa yang dahulu dikatakan Yusuf kepada saudara-saudaranya waktu itu, terjadi hari ini.

Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. (Kej 50:13)

Terlepas dari apa yang dituduhkan kepada Ahok, Indonesia sebagai negara hukum sudah menangani lewat Kepolisian. Jadi, kita harus mendukung proses hukum itu berjalan dan kita kawal sehingga kebenaran dan keadilan ditegakkan.

Hal yang lebih penting untuk kita renungkan bersama, harus diakui, fenomena Ahok ini justru membangunkan Gereja Tuhan di Indonesia untuk sadar, dan berbenah diri. Dengan adanya ancaman keamanan dan ketertiban, banyak pesan-pesan doa bermunculan di sosial media maupun pesan pribadi.  Hal itu hal yang baik, tapi apakah karena hanya ada ancaman baru kita berkiprah untuk Indonesia?

Sebagai bagian dari NKRI, anak-anak Tuhan di Indonesia telah dibukakan mata oleh Ahok. Bahwa kita bisa berperan aktif membangun bangsa dalam keimanan kita. Dan sekali lagi, ini terlepas dari segala kekurangan Ahok.

Arti penting Ahok sebagai barometer pluralisme, kebhinekaan, sekaligus Bersih, Transparan, Professional (BTP) adalah manifestasi menjadi GARAM dan TERANG DUNIA.

Demo 4 November ini bisa dikatakan sebuah titik pembalikan keadaan (reversal momentum) untuk Indonesia. Pihak-pihak yang pro radikalisme baik untuk kepentingan politik, atau karena murni keyakinan teridentifikasikan dengan terang benderang. Dilain pihak, Gereja Tuhan di Indonesia mendapat momentum untuk pertobatan. Bertobat dari jalan-jalan yang jahat karena selama ini hanya bersembunyi dibelakang tembok-tembok agama, dan lupa untuk menjadi Garam dan Terang seperti Ahok.

Tidak ada dua dunia, yang ada cuma satu dunia, yaitu dunia Tuhan. Gereja Tuhan tidak bisa mengajarkan dunia sekular dan rohani yang terpisah lagi, tapi harus mulai melihat bahwa panggilan holistik Gereja adalah menjadi agen perubahan di semua sphere (wilayah) kehidupan masyarakat.

Doa damai untuk NKRI dan Pancasila.  Indonesia Baru adalah rencana Tuhan, tidak ada yang bisa menghentikan.

Doa untuk Bapak Jokowi, bukan saja menjadi presiden RI dan pemimpin bangsa, tapi menjadi Bapak bagi Keluarga Besar Indonesia Baru.

Family can fight, but family cannot quit. We are family.

“Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka (II Taw 7:14)

Salam Indonesia Baru

Hanny Setiawan
Relawan Indonesia Baru

Comments

Hanny Setiawan

Seorang biasa dari keluarga biasa yang dipanggil oleh Tuhan yang luar biasa untuk membangun Indonesia Baru. Indonesia baru yang akan membawa kembali api pergerakan dari Timur sampai Yerusalem melalui Asia Tenggara, India, sampai Timur Tengah. #destiny

Related Articles

Back to top button