Renungan

Bukti Kelahiran Baru – 15 Agustus


roc

 

Kamu harus dilahirkan kembali.
(Yohanes 3:7) 

 

Intro:

Renungan hari ini adalah tentang “Bukti Kelahiran Baru”. Bagaimana hal itu dapat terjadi? Apa yang menjadi bukti kelahiran baru? Setidaknya, ada dua hal yang ditekankan di sini, yaitu pengenalan secara pribadi akan siapa Yesus dan kuasa-Nya yang berdaulat, yang di dalamnya ada kuasa untuk tidak berbuat dosa. Tidak berarti kita tidak dapat berbuat dosa, tetapi jika mau mematuhi kehidupan Allah di dalam kita, maka kita tidak perlu berbuat dosa.

 

 

Renungan:

JAWABAN atas pertanyaan Nikodemus, “ Bagaimana mungkin seseorang dilahirkan, kalau ia sudah tua  ?” ialah: Hanya bila dia bersedia mati terhadap segala sesuatu dalam hidupnya, termasuk haknya, kebajikannya dan agamanya, dan bersedia menerima suatu kehidupan baru yang tidak pernah dialaminya sebelumnya (lihat Yohanes 3:4). Hidup baru ini terlihat dengan sendirinya dalam pertobatan kita yang kita putuskan secara sadar dan dalam kesucian yang (dikerjakan dalam diri kita) tidak kita sadari.

“Namun semua orang yang menerima-Nya… “(Yohanes 1:12). Apakah pengetahuan saya tentang Yesus merupakan hasil pemahaman batin saya, ataukah itu hanya merupakan pelajaran yang saya terima dari orang lain? Adakah sesuatu dalam hidup saya yang menyatukan saya dengan Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat pribadi saya? Sejarah kerohanian saya haruslah mempunyai landasan pengenalan pribadi dengan Yesus Kristus. Dilahirkan baru berarti saya melihat Yesus.

“…jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” (Yohanes 3:3). Apakah saya hanya mencari bukti kerajaan Allah, ataukah saya sesungguhnya mengenal kuasa-Nya yang mutlak dan mengendalikan?

Kelahiran baru memberi saya kuasa pandangan/visi baru yang olehnya saya mulai membedakan pengendalian Allah (God’s control). Kedaulatan-Nya sudah ada sepanjang masa, tetapi kebenaran tentang Allah dan sifat-Nya, tidak dapat saya lihat sampai saya menerima sifat-Nya sendiri dalam diri saya.

“Setiap orang yang lahir dan Allah, tidak terus-menerus berbuat dosa…” (1 Yohanes 3:9). Apakah saya berusaha untuk berhenti berbuat dosa ataukah saya sesungguhnya telah berhenti berbuat dosa?

Lahir dari Allah berarti memiliki kuasa adikodrati-Nya untuk berhenti berbuat dosa. Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa seorang Kristen tidak boleh berbuat dosa.

Karya kelahiran baru itu berhasil guna di dalam kita bila kita tidak berbuat dosa. Bukanlah semata-mata bahwa kita mempunyai kuasa untuk tidak berbuat dosa, melainkan bahwa kita sesungguhnya telah berhenti berbuat dosa. Namun, 1 Yohanes 3:9 tidaklah berarti bahwa kita tidak dapat berbuat dosa — itu hanya berarti bahwa jika kita mau mematuhi kehidupan Allah di dalam kita, maka kita tidak perlu berbuat dosa.

Penulis : Oswald Chambers
Sumber : Sabda.Net, M. Agustinus Pur

Comments

Related Articles

Back to top button