Tujuan yang Ditetapkan Allah bagi Pekerja-Nya – 21 September
Maka sekarang firman Tuhan, yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya ….
(Yesaya 49:5)
Intro:
Ketika kita dilahirkan kembali, kita dibawa kepada kesadaran akan tujuan Allah yang agung bagi manusia, yaitu menciptakan kita untuk diri-Nya.
Renungan:
“Maka sekarang firman TUHAN, yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya ….” Yesaya 49:5
Hal pertama yang terjadi setelah kita menyadari pilihan Allah di dalam Yesus Kristus adalah ambruknya prasangka, pemikiran-pemikiran yang sempit, dan semua ikrar-ikrar kita lainnya – kita diubahkan semata-mata menjadi hamba sesuai tujuan Allah sendiri. Segenap umat manusia diciptakan untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selama-lamanya. Dosa telah menyimpangkan perjalanan umat manusia ke arah yang lain, tetapi hal itu tidak mengubahkan sedikit pun tujuan Allah. Dan, ketika kita dilahirkan kembali, kita dibawa kepada kesadaran akan tujuan Allah yang agung bagi manusia, yaitu Dia menciptakan kita untuk diri-Nya.
Kesadaran akan pilihan Allah atas kita ini adalah hal yang paling menyenangkan di dunia dan kita harus belajar untuk bersandar pada tujuan Allah yang kreatif luar biasa ini. Hal pertama yang akan dilakukan oleh Allah ialah menggerakkan perhatian dunia melalui saluran hati kita. Kasih Allah, bahkan sifat/nature Allah yang sejati – the very nature of God, diperkenalkan kepada kita. Dan, kita melihat sifat/nature Allah yang Mahakuasa secara murni dipusatkan dalam Yohanes 3:16 – “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini ….”
Kita harus senantiasa membuka jiwa kita terhadap kenyataan tujuan ciptaan Allah, dan tidak mengacaukan atau mengaburkannya dengan maksud-maksud kita sendiri. Jika kita mengacaukannya, Allah terpaksa menyingkirkan maksud-maksud kita, betapa pun mungkin menyakitkan.
Seorang pengabar Injil dibentuk untuk tujuan menjadi hamba Allah, yaitu seorang yang di dalamnya, Allah dimuliakan. Bila kita menyadari bahwa melalui keselamatan Yesus Kristus kita disiapkan dan diperlengkapi untuk tujuan Allah, kita akan mengerti mengapa Yesus Kristus sedemikian keras dan tandas dalam tuntutan-tuntutan-Nya. Dia menuntut kebenaran mutlak dari para hamba-Nya karena Dia telah menaruh di dalam diri mereka sifat sejatinya Allah.
Waspadalah agar Anda tidak melupakan tujuan Allah bagi hidup Anda.
Penulis : Oswald Chambers
Sumber : Sabda.Net, M. Agustinus Purba