Tinggal Diam dalam Doa dan Penyembahan Merupakan Kunci Membangun Persatuan Gereja
BeritaMujizat.com – Pendalaman Alkitab – Pesan Persatuan Gereja di waktu-waktu penggenapan Tuhan yang sudah tidak lama lagi ini, menjadi rema untuk Gereja Tuhan di seluruh dunia. Doa pribadi Tuhan Yesus tentang persatuan tubuh Kristus ( Yohanes 17) menjadi pesan penting yang harus diwujudkan dan dipelajari Gereja Tuhan akhir jaman.
Mazmur Daud 133 kembali mengingatkan kepada kita betapa indah dan dahsyatnya apabila Gereja Tuhan dapat bersatu dan berjalan bersama sebagai keluarga.
Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Persatuan tubuh Kristus membawa aliran kehidupan baru dan membuka banyak hal yang selama ini tertutup. Persatuan dan persaudaraan juga mengembalikan otoritas Gereja untuk menyatakan kebenaran dan kasih, yang menjadi jawaban atas segala kekacauan yang saat ini terjadi.
Persatuan dan persaudaraan Gereja pada jemaat mula-mula adalah model kehidupan Gereja yang harus dikembalikan dan dihidupi oleh Gereja Tuhan saat ini. Kita tentu mengetahui bagaimana Gereja Tuhan pada waktu jemaat mula-mula begitu berpengaruh pada kehidupan masyarakat.
Gereja memiliki otoritas yang besar yang mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat yang ada. Meskipun orang-orang yang ada di dalamnya adalah orang-orang biasa dan bahkan terpinggirkan, akan tetapi mereka memiliki hikmat dan kuasa untuk menghadapi penguasa-penguasa.
Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus (Kis 4 : 13)
Selain itu mereka juga hidup dalam kepenuhan Allah setiap hari. Doa-doa dan persekutuan-persekutuan ibadah yang mereka lakukan sangatlah powerful. Mujizat menjadi sesuatu yang biasa karena setiap saat muncul dan dengan sangat mudah dilakukan oleh jemaat.
Kebenaran Injil juga dinyatakan dengan dahsyat dan menyebar dengan sangat cepat ke berbagai tempat. Banyak jiwa dimenangkan dari dosa dan kebenaran Injil mengubah kehidupan masyarakat yang ada secara nyata.
Sayangnya upaya persatuan Gereja saat ini masih sangat tergantung dan terbatas pada urusan organisasi saja. Urusan persatuan Gereja bahkan hanya dilimpahkan pada organisasi-organisasi persatuan Gereja yang telah dibentuk. Persatuan Gereja hanya menjadi program bukan sebuah kerinduan yang muncul dari hati.
Gesekan kepentingan yang diakibatkan perbedaan pandangan teologi dan perbedaan aturan rumah tangga Gereja yang disusun berdasarkan denominasi masing-masing, membuat persatuan Gereja menjadi hal yang klise. Orang menjadi enggan membicarakan persatuan lebih dalam karena seringkali tidak mendapatkan titik temu yang tepat.
Banyak Gereja lupa, Persatuan Gereja pada jemaat mula-mula tidak dimulai dengan lobi-lobi atau program. Persatuan Gereja pada jemaat mula-mula dimulai dari duduk diam menunggu dan mencari Tuhan dalam ruang doa. Orang-orang percaya yang berkumpul di Yerusalem pada waktu itu jelas tidak memiliki agenda bahkan organisasi apapun.
Mereka bahkan sedang dilanda kebingungan dan kekhawtiran yang besar semenjak di tinggalkan Tuhan Yesus naik ke sorga. Mereka hanya percaya dengan perintah dari Tuhan Yesus untuk tinggal diam menanti janji Tuhan dinyatakan atas mereka.
Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang — demikian kata-Nya — “telah kamu dengar dari pada-Ku. (Kis 1 : 4)
Ternyata ketaatan mereka untuk tetap tinggal diam dalam ruang-ruang doa berbuah manis. Lawatan Tuhan turun dan janji Tuhan dinyatakan atas mereka ketika mereka berdiam diri menanti dengan bertekun dalam doa, sambil membangun persaudaraan antar masing-masing pribadi.
Tinggal diam menanti janji Tuhan dalam doa dan penyembahan ternyata kunci untuk membangun persatuan dan persaudaraan tubuh Kristus. Untuk dapat tinggal diam menanti janji Tuhan, Gereja Tuhan tentu harus berani meletakan agenda pribadi dan mengekesampingan kepentingan organisasi Gereja.
Gereja harus belajar dari jemaat mula-mula yang berani meletakan semua harta di hadapan rasul-rasul untuk dibagi dengan keluarga yang lain.
dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing (Kis 2 : 45).
Gereja harus berani melangkah keluar dari fokus membangun diri sendiri, untuk mulai fokus membangun tubuh Kristus. Kebesaran hati Gereja dibutuhkan untuk dapat keluar dari kotak denominasi dan organisasi Gereja yang selama ini mengurung Gereja.
Penulis : Gilrandi ADP