Standart Seorang Murid Merupakan Standart yang Harus Dihidupi Orang Kristen
BeritaMujizat.com – Pesan Mimbar – Kekristenan seseorang tidak ditentukan dari jumlah persembahan yang kita berikan, atau berapa banyak jam pelayanan yang kita ambil. Kekristenan yang sejati dapat dilihat dari bagaimana komitmen seseorang menjadi murid.
Tuhan Yesus memberi contoh nyata bagaimana pemuridan menjadi kekuatan utama Kekristenan. Orang-orang yang bersedia ditempa sebagai murid Tuhan Yesus yang akhirnya mengubah dunia. Murid dan pemuritan juga menjadi pesan penting Tuhan Yesus dalam amanat agung.
Untuk dapat menjadi murid yang baik salah satu hal yang harus kita lakukan adalah siap meletakan kesombongan dan keegoisan diri. Seorang murid Kristus yang sejati harus mau dibentuk dan diajar hidup sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Selain mau dididik dan diajar dia harus mempunyai komitmen untuk berubah meninggalkan hidup lama.
Proses pemuritan juga dapat disebut sebagai proses penyempunaan terhadap kualitas orang percaya. Tuhan sendiri menginginkan kita menjadi ciptaan yang baru yang tidak hidup lagi dalam kuasa dosa. Melalui pemuritan seseorang belajar hidup sebagai ciptaan yang baru di dalam Kristus.
Hari-hari ini memang tidak mudah menerapkan standart murid yang benar dalam Gereja. Masyarakat post modern yang lebih individualis dan liberal tidak begitu suka privasi hidupnya di ganggu. Menerapkan standart yang tinggi untuk menjadi murid Kristus belum tentu menjadi tema yang disukai ole h para jemaat.
Kondisi seperti ini bahkan telah diingatkan Paulus dalam kitab 2 Timotius 5 dan 7. Dalam ayat 7 bahkan disebutkan orang-orang yang tidak mau menjadi murid, tidak dapat mengerti kebenaran meskipun banyak ajaran dan didikan diterimanya.
Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! (2 Tim 5)
yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran. (2 Tim 7)
Tanpa standart pemuritan yang benar, Gereja hanya menjadi tempat orang untuk bersembunyi dari rutinitas sehari-hari. Mereka datang dan pergi Gereja akan tetapi tidak mengalami perubahan hidup apa-apa.
Mereka tidak dapat menghasilkan buah dan tidak memiliki otoritas untuk melaksanakan amanat agung yang Tuhan telah berikan kepada Gereja. Bagiamana mungkin mereka bisa memuridkan dunia apabila tidak mau dimuridkan terlebih dahulu oleh kebenaran firman Tuhan.
Keterangan : Kotbah ini disampaikan oleh Pdt. Henry Setiawan, S.Miss pada ibadah Gereja Revival City Cruch Yogyakarta
Penulis : Gilrandi ADP