Pemulihan Hati Bapa yang Tertumpah Dalam Sebuah Lagu Menyentuh Jutaan Hati
BeritaMujizat.com – Worship – Dia mengorbankan Anak satu-satuNya, yang paling dikasihiNya untuk mati disalib supaya kita kembali ke Bapa. Melihat bagaimana Bapa mengasihi kita sebagai anak-anakNya itulah yang menggerakkan Cory Asbury untuk membuat lagu berjudul “Reckless Love” yang di dalamnya bercerita tentang kasih Bapa.
Sempat menjadi kontroversi karena pemilihan kata “reckless” sebagai judul lagu terkesan negatif. Reckless dalam terjemahan google translate mempunyai arti ugal-ugalan, sebuah tindakan tanpa memikirkan atau memperdulikan konsekuensi yang akan diterima. Dia menjelaskan bahwa yang dimaksud dalam “reckless” itu bukan pribadi Tuhan tapi “the way He loves us” (cara Dia mengasihi kita).
Pengalaman bersama bapak jasmaninya yang kurang baik, membuat dia tidak bisa mengerti gambaran Bapa yang sebenarnya. Tetapi ketika anaknya lahir, pandangan tentang Bapa mulai berubah. Cara Cory Asbury memperhatikan dan mengasihi anaknya, bahkan ia rela kehilangan sesuatu supaya si anak mendapat yang terbaik. Sejak saat itu, ia sadar seperti itulah kasih Bapa, bahkan Dia melakukan lebih dari apa yang kita pikirkan.
Pada Lukas 15:1-7 disebutkan dalam perumpamaan bahwa akan ada sukacita yang luar biasa ketika ada satu domba tersesat yang ditemukan, begitu juga akan ada sukacita ketika ada satu orang berdosa yang bertobat daripada 99 orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. Cara bagaimana Tuhan mencari satu orang tersebutlah yang sukar diterima pikiran manusia biasa, tapi Dia melakukannya untuk kita, Dia mencari kita, bahkan mengorbankan anakNya yang tunggal.
Lagu ini sempat menjadi trending topic dan tidak sedikit yang tersentuh oleh setiap sentuhan liriknya.
Oh, the overwhelming, never-ending, reckless love of God
Oh, it chases me down, fights ’til I’m found, leaves the ninety-nine
I couldn’t earn it, and I don’t deserve it, still, You give Yourself away
Oh, the overwhelming, never-ending, reckless love of God, yeah
Kasih yang tiada pernah berakhir, Dia mencari dan mengejar sampai kita ditemukan. Ketidaklayakan kita tidak membuat Tuhan meninggalkan kita, justru Dia rela memberikan hidupNya supaya kita beroleh kasihNya.
Kasih Bapa inilah yang menjadi dasar untuk kita mengasihi sesama kita. Kita tidak bisa memberi apa yang kita tidak punya. Kita tidak bisa mengasihi tanpa memiliki kasih itu sendiri. Maka hubungan dengan Bapa itulah yang paling terutama di atas segalanya. Mengalami kasihNya setiap saat menjadikan kita kuat untuk terus berjalan dalam panggilanNya.
Penulis : Rosi Dwi Jayani